Selasa, 22 Oktober 2019

Prinsip, Ego dan Nafsu


Prinsip yang sudah dibangun sekian lama akan pudar jika tidak terjaga, pudar dengan keterpaksaan karena pengaruh. Bukannya menyalahkan pengaruh, hanya saja menyesal karena pertahanan diri yang mulai lemah. Bukan aku yang ingin, tapi kadang nafsu lebih menggiurkan disaat lengah dan setelah itu meyesal karena sifatnya hanya sesaat.  Menyadari kadang juga terlambat setelah melangkah mengikuti hawa nafsu yang pandai mengajak diri untuk mengikutinya.

Kadang terusik dengan lingkungan yang kurang mendukung sebuah prinsip, tapi mungkin inilah cara Allah agar aku tidak hanya hidup dengan sisi yang menurutku baik. Banyak hal yang harus dipelajari dan dipahami, tidak serta merta teguh pada ego diri. Ya, kadang egoku mendominasi sampai membutakan kemana emosi harus pergi. Mungkin dengan berbagai kondisi di sekitar mampu mengajarkan untuk memanajemen ego yang menjadi alasan.

Tapi dengan segala masalah yang ada, prinsip vs nafsu menjadi sebuah dilematika yang mengantarkan pada diri sendiri agar terukur seberapa kuat prinsip dan seberapa kuat diri menahan nafsu. Benar adanya kalau ada yang mengatakan, lawan terberat adalah diri sendiri. Semakin diri ini melawan semakin pula pergolakan di dalam diri sendiri memanas, kadang sampai bingung apa yang sebenarnya terjadi seperti ada masalah tapi tidak nampak. Mungkin pergolakan batin dan perang melawan diri sendiri adalah suatu hal yang melelahkan, jika tidak mengalah dengan ego lalu berdamai dengan diri sendiri.

Semoga tetap berjalan dengan semestinya, berpegang pada prinsip dan tidak ada yang tersakiti. Jika diri terluka, maka ikhlaskan karena disitu masih ada hikmah yaitu belajar dan jangan menyakiti setelahnya. Tidak ada salahnya belajar dari luka. Dan jika langkah ini membawa pada tujuan yang semestinya, semoga Allah tetap melindungi dan meridhoi.