Kamis, 20 Agustus 2020

Netizen (Jejak Pendapat 1)




Problematika kini...
Era digital yang tak bisa dihindari
Tetap mengikuti ritme digitalisasi agar tidak tertinggal dengan jaman
Berusaha untuk menyesuaikan trend yang ada 
Menelusur sudut pandang yang mendominasi dan ikut mendukungnya
Sosial media menjadi sumber landasan utama
Nafsu semakin menguasai
Menjadikan nalar mati tak berkutik
Bahkan hati nurani mendadak hilang

Padahal kita perlu untuk sadar, sebab..
Tak hanya pada batas trend dan suara mendominasi yang sifatnya menghakimi
Hingga nalar ditelantarkan

Banyak hal yang perlu diperhatikan
Era digital yang menuntut kita untuk bijak 
Boleh saja mengikuti trend tapi harus selaras dengan nalar
Pernyataan yang mendominasi juga tidak harus diikuti 
Perlu filter untuk mendukungnya
Jika tak difilter bisa jadi kita menjadi bu**er gratisan
Lebih hina bukan dari bu**er bayaran?

Hak kebebasan berpendapat memang dilindungi oleh Undang-Undang
Tetapi Undang-Undang bukan untuk kedok dalam seenaknya berpendapat
Tulisan kita di sosial media perlu diperhatikan
Pun hal yang kita bagikan juga perlu dipikirkan kembali 
Layak atau tidak, pantas atau tidak, kita sendiri yang menentukan

Hindari malas untuk membaca agar menjadi netizen yang cerdas
Semoga tetap dalam koridor waras 

Kamis, 06 Agustus 2020

Buku "ADAM (Antara Dia Aku dan Mereka)" Bagian 2: Perihal Masa Lalu

 


“Lucu, bagaimana sederhananya hidup ini. Begitu engkau berjalan maju, maka kenangan mulai meninggalkanmu. Adakah aku yang berjalan maju, atau kenangan yang meninggalkanku?”

Kutipan dari Buku ADAM yang butuh renungan untuk memahaminya, lalu tersadar bahwa seputar masa lalu loginya semudah itu, tapi terkadang kita yang sibuk untuk memperumit hal itu dengan berlarut dalam kenangan yang mungkin kebanyakan dari kita terjebak di masa itu dan sulit untuk bergegas dalam mengusahakan masa depan. 

Perubahan memang tidak serta merta hadir dalam benak, tetapi ia dimulai dari sebuah masa lalu yang mempunyai peranan sendiri untuk menghadirkan kesadaran. Peranan dari masa lalu memacu diri untuk perbandingan dengan kondisi kini bahkan masa depan. Jika kondisi saat ini kurang diinginkan, maka kita akan melihat masa lalu, sebuah riwayat yang ada dalam diri yang tidak dapat dihindari. Baik atau buruk dari cerita masa lalu atau kenangan adalah bagian dari diri, kita tak perlu memilah keduanya karena mereka  adalah bahan untuk belajar di masa yang akan datang. Dan dalam masa depan kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk.

Baik dan buruknya masa lalu itu hanya perlu disimpan dan ditinggalkan. Menyimpan hal-hal baik dan meninggalkan hal-hal buruk. Kita perlu untuk berpindah guna membuat jarak, rentang jarak agar tidak lagi menyiksa dengan hal-hal yang berdampak pada diri.

Karena masa lalu memang untuk diselesaikan, bukan untuk dipendam lalu menjadi bom waktu yang akan meledak suatu saat nanti. Berdamai dengan masa lalu, untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya. Hanya kita yang tau bagaimana menempuh tujuan itu. Saat semua selesai dengan masa lalu, maka tidak ada yang bisa menghalangi apapun untuk menuju masa depan sesuai dengan tujuan.

Ada kalanya tiap-tiap mereka menuntut kita untuk melakukan sesuatu, padahal mereka tidak tau sepenuhnya dan tidak tau juga apa yang sebenarnya kita butuhkan. Tuntutan itulah yang terkadang menjadi beban yang bisa saja muncul sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Tuntutan mereka bisa saja menghabisi kita di masa itu, jika bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Lantas bagaimana jika belum mengetahui apa  yang sebenarnya kita butuhkan? Apa yang ada di diri kita sebenarnya, ya hanya kita saja yang tahu, jiwa kita yang menyimpan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Hanya saja selama ini kita sibuk dengan berisiknya sebuah tuntutan yang tak tau arahnya kemana. Ambil waktumu untuk mendengarkan isi hatimu dan ikutilah, menuruti diri sendiri akan mencukupi apa yang sebenarnya kita butuhkan, jika kita tau itu.

Dalam buku ini ada kalimat yang menyadarkan kita bahwa sering kali masa lalu itu menjadi beban, padahal kita perlu memahami semua yang sudah terjadi. Masa lalu bukanlah beban, hanya saja kita yang menjadikannya seperti itu. Masa lalu adalah sebuah peristiwa yang tak dapat diulang dan hanya perlu kita renungkan untuk mengubahnya menjadi energi baru dalam menghadapi apapun yang terjadi di masa kini atau di masa depan nanti.

Jika masa lalu masih menjadi beban, maka selesaikanlah. Jika tidak bisa dengan merenungkan dan memberi pengertian pada diri sendiri, minta bantuan kepada mereka yang benar-benar mengerti akan hal itu. Dan sebaik-baik jalan buntu yang kita temukan dalam hidup ini adalah hanya meminta petunjuk kepadaNya. Tetap hidup dan tetap bermanfaat di masa kini dan masa depan, kebebasan dan kebahagiaan sudah menanti disana J

Senin, 03 Agustus 2020

Prasangka


Sebuah pesan singkat,

Terimakasih telah memahami semua ini, jauh bukan berarti hilang. Tapi untuk menjadi sosok yang lebih bermakna. Berpetualang bukan hal yang menyeramkan, sendiripun juga begitu. Menjelajah dari satu peristiwa ke peristiwa lain.

Dalam menjalankan misi petualangan, jangan lupa mengambil makna disetiap tempat ya.. Aku yakin kamu adalah  petualang sejati, yang tidak membuang sampah sembarangan,yang tidak serakah mengambil manfaat milik alam, dan tak lupa istirahat saat benar-benar lelah. Sabar ya, sebentar lagi akan sampai pada tujuan dan akan berlanjut pada tujuan yang lain. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan yang berujung pada mati.

Sekalipun sendirian dalam berpetualang, aku yakin kamu lebih menghargai setiap perjalanannya. Banyak waktu untuk merenung dan menyelami diri yang terkadang kita tidak pernah memahami diri sendiri ditengah hiruk pikuk keramaian. Terkadang kita jauh dari diri kita sendiri disaat ramai. Ramai karena mendengarkan kata orang-orang tanpa mengidahkan kata hati. Padahal apa yang sebenarnya kita butuhkan, hanya kita yang tau. Orang lain? Bagaimana bisa tau? Bagaimana bisa menuntut kita seenaknya? Bagaimana mereka bisa membanding-bandingkan kita dengan sudut pandangnya? Lantas bagaimana?

Semua ada pada kendalimu. Ya, aku yakin kamu adalah seorang petualang bijaksana. Kali ini kamu melakukannya sendiri untuk lebih memahami hal-hal yang sedang kamu usahakan dan yang akan kamu capai. Aku yakin, kamu pasti bisa. Dengan sendiri, kamu bebas menentukan mimpimu, berdiri diatas sana dengan meraihnya.

Aku yakin…tekadmu bulat, semangatmu ada, sabarmu  luas, dan doamu kuat.