Selasa, 23 Januari 2018

MENCIPTAKAN LABA YANG BERKELANJUTAN DENGAN ECOPRENEURSHIP

Berbisnis menjadi sebuah trend dikalangan masyarakat, karena dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang cukup menguntungkan dan memacu diri untuk meningkatkan ide serta kreativitas. Pelaku bisnis atau yang sering disebut dengan pengusaha, pada dasarnya mempunyai tujuan utama yaitu menghasilkan laba. Laba yang tinggi dan biaya produksi yang rendah menjadi tolak ukur dari pengusaha.
Laba menjadi peran utama dalam kesuksesan suatu bisnis, pendapatan yang tinggi dan di ikuti laba yang tinggi pula menjadi acuan dari kalangan pengusaha untuk mencapai tujuan dalam menjalankan bisnis. Hal ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan hidup  pengusaha. Tak heran jika sebagian dari pengusaha menghalalkan segala cara dalam menjalankan bisnisnya dengan melanggar aturan perundang-undangan. Seperti melanggar hak cipta, menggunakan bahan baku yang berbahaya, praktek monopoli, penipuan dan merusak lingkungan.
Kasus yang menjadi sorotan pada tahun-tahun terakhir ini adalah pengusaha yang menghalalkan cara dengan merusak lingkungan, contoh kasus beberapa tahun terakhir yang menjadi permasalahan yaitu bisnis kelapa sawit. Bisnis ini adalah bisnis yang “jahat”, karena selain merusak lingkungan juga merusak tatanan sosial dalam masyarakat yang lahannya digunakan sebagai lahan kelapa sawit.
Adanya RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dirasa tidak cukup bermanfaat jika dilihat dari sekian kasus tentang perkebunan kelapa sawit. Deputi Direktur Pembelaan HAM untuk Keadilan ELSAM, Andi Muttaqien mengatakan deretan kasus mengenai kebun kelapa sawit menunjukkan secara empirik bahwa mekanisme pengaduan yang dibangun RSPO telah gagal menyelesaikan kasus-kasus secara efektif. Sebaliknya mekanisme RSPO malah memproduksi ketidakadilan, karena pemulihan yang menjadi hak korban justru dinegasikan.
 Permasalahan lingkungan yang diakibatkan bisnis ini semakin pelik, dimulai dari pembakaran hutan sampai kehilangan kesuburan tanah. Contoh kasus di atas merupakan sebagian kecil bisnis yang merusak tatanan lingkungan alam. Indonesia sebagai negara tropis selalu menjadi target para pengusaha luar negeri untuk menjalankan bisnisnya. Pengusaha-pengusaha inilah yang biasanya merusak alam lestari di Indonesia karena merasa tidak memiliki sehingga dengan mengedepankan laba, mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Tetapi tidak menutup kemungkinan pengusaha dalam negeri juga merusak lingkungan karena keserakahan terhadap materi sehingga meluapkannya kepada lingkungan. Lingkungan yang memiliki potensi luar biasa, seringkali dirusak untuk memuaskan hasrat dalam berbisnis. Sadar atau tidak disadari dengan tindakan pengusaha yang merusak lingkungan, hal ini sangat perlu ditindaklanjuti dalam menyadarkan para pengusaha untuk peduli dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Pemerintah merupakan hal ihwal dalam menentukan berjalannya perekonomian di suatu negara. Baik atau buruknya perekonomian adalah sejalan dengan pemerintah. Hal ini dikarenakan, pemerintah yang membuat kebijakan dan peraturan melalui undang-undang. Seperti hal nya nahkoda, pemerintah dituntut agar mampu membuat kebijakan yang dapat mengendalikan perekonomian yang terencana dan menghasilkan perekonomian yang layak dari segi kesejahteraan untuk pengusaha, masyarakat dan lingkungan. Pemerintah juga wajib membuat peraturan khusus bagi pengusaha yang melanggar peraturan, baik peraturan dari segi administrasi maupun segi lingkungan (alam dan sosial) dengan tindakan yang tegas.
Setelah melihat kerusakan-kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan bisnis di Indonesia. Sepantasnya, para pengusaha menyadari tentang kerusakan lingkungan dengan mengambil tindakan dengan melakukan usaha-usaha untuk meminimalisir kerusakan yang sudah terjadi dan melakukan perbaikan lingkungan sekitar. Salah satu dari sekian banyak solusi, prinsip ecoprenuership dikalangan pengusaha adalah solusi yang tepat untuk mengentaskan permasalahan antara para pengusaha dan lingkungan.
Faisal Basri mengatakan bahwa Ecopreneurship adalah kemampuan dan tekad kuat untuk menggerakkan, mengelola, dan mengembangkan usaha atau produksi barang atau pun jasa dengan mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan mengembangkan teknologi yang mendukungnya, dengan kesadaran penuh kiprahnya memberikan maslahat bagi masyarakat. Laba akan dengan sendirinya mengalir. Ecopreneurs memperlakukan lingkungan sebagai way of life.
Jika para pengusaha jeli melihat kegiatan bisnis yang berkaitan dengan alam, sebagai pengusaha seharusnya memahami akan kelangsungan bisnisnya. Ketika alam bersahabat dengan bisnisnya maka bisnis yang dijalankan oleh pengusaha juga akan bersahabat, dan jika merusak lingkungan tentu saja bisnis yang dijalankan tidak berumur panjang. Logikanya, laba besar tetapi tidak bertahan lama atau laba sekadarnya tetapi berumur panjang dan berkah, itu adalah pilihan pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pengusaha harus cerdas dan pantas dalam mengambil pilihan tersebut, pilihan yang bijak akan menentukan masa depan untuk kehidupan nya dan untuk kehidupan alam sekitar agar tetap lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar