Fajar kadang tak selalu nampak pada
kata-kata puitis romantis, tetapi terkadang ia nampak pada kata-kata motivasi
yang identik dengan pagi karena harus bersemangat.
Berbicara soal senja, banyak
pujangga cinta yang menyelipkan kata senja dalam puisi nya.
Mari
berbicara tentang fajar dan senja dengan sisi lain. Bukan untuk memilih fajar atau lebih
memilih senja tetapi lebih pada memaknai akan hadirnya keduanya.
Fajar…
Secara nyata, hadirnya fajar jatuh
pada pagi hari dimana petangnya malam dihapus perlahan dengan diawali datangnya
waktu subuh dan diakhiri dengan terbitnya matahari. Diantara keduanya terdapat
fajar yang menyingsing, menyambut pagi dengan udara yang segar karena bekas
tetesan embun. Sang mentari mengawali kehidupan, orang-orang terbangun dari
lelapnya tidur dan langit berubah menjadi cerah.
Secara makna, ibarat fajar
diartikan sebagai semangat dalam berusaha untuk menghapus kegagalan-kegagalan
dimasa yang akan datang. Ibarat petang sebagai kegagalan, fajar ibarat usaha
dan langit yang cerah ibarat masa depan
yang cerah. Ketiganya membawa kepada kehidupan yang baik dari sebelumnya,
menghapus yang buruk dan mendatangkan yang indah.
Senja...
Secara nyata, senja menutup langit yang cerah dengan kegelapan. Menghapus perlahan langit yang cerah berganti dengan malam. Diiringi semilir angin yang dingin pertanda malam tiba, pertanda berakhirnya sore hari. Warnanya jingga cenderung gelap, indah dimata sejuk di hati.
Secara nyata, senja menutup langit yang cerah dengan kegelapan. Menghapus perlahan langit yang cerah berganti dengan malam. Diiringi semilir angin yang dingin pertanda malam tiba, pertanda berakhirnya sore hari. Warnanya jingga cenderung gelap, indah dimata sejuk di hati.
Secara makna, dapat saja senja dimakanai
sebagai ikhlas karena kecerahan langit dihapus dengan gelapnya malam. Ibarat kata, kita harus mengikhlaskan semua
yang terlihat indah dimata kita yang belum tentu indah dimata Sang Pencipta,
boleh saja yang terlihat gelap indah untuk kita. Malam adalah waktu kita untuk
istirahat, banyak orang yang menginginkan waktu malam untuk beristirahat,
banyak orang yang menantikan waktu malam karena untuk segera bertemu keluarga
setelah lelahnya bekerja dan banyak orang menantikan waktu malam untuk bermunajat
kepada Sang Pencipta. Banyak makna untuk senja sebagai penghantar di malam
hari, maknai malam untuk istirahat dengan kehidupan yang memberatkan dan maknai
senja sebagai penghantar untuk ikhlas di setiap proses kehidupan.
Dalam memaknai fajar dan senja seperti
peng-ibaratan diatas maka kita sebagai manusia tidak untuk selalu memilih fajar
atau memilih senja dalam kehidupan. Seperti langit, kita butuh keduanya.
Selayaknya kehidupan, kita juga butuh keduanya. Memilih diantaranya, bukan
keputusan yang tepat tetapi memilih keduanya sesuai dengan keadaan adalah
keputusan yang bijak. Adakalanya kita berusaha untuk memperbaiki masa depan,
karena kata Ibrahim malik (santri alumni pondok modern Gontor yang mendapat
beasiswa Australia Awards Scholarship) “usahamu di masa sekarang adalah
akumulasi masa yang akan datang”. Beliau sering menekankan kata-kata motivasi
itu, menyemangati generasi-generasi muda untuk terus berusaha dan
bersakit-sakit dahulu agar di masa yang akan datang dapat memperoleh hasilnya. Rasional,
karena hasil yang besar tidak akan datang dengan serta merta, tanpa usaha
keras. Tetapi, disamping itu kita juga harus pintar membaca kondisi karena
tidak selamanya kita berusaha dan berusaha, ada saatnya untuk beristirahat atau
bahkan berhenti dan sampai pada menghadirkan rasa keikhlasan dalam hati untuk
terus melanjutkan kehidupan. Kita punya batas dalam menjalani kehidupan, tidak
selamanya berjalan sesuai dengan keinginan. Kita terbatas dan Sang pencipta
yang tidak mempunyai batas lah yang mempunyai kehendak dalam kehidupan kita.
Usah mencampuri urusan Nya, karena kita lemah dan tidak tau apa-apa tentang
masa depan kita. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha dan ikhlas di waktu
yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar