Luka dari orang lain dan luka yang dibuat sendiri adalah sama-sama pedih
Mungkin hanya diri sendiri yang tau ketika luka yang dibuat sendiri itu hadir
Ketika diri merasa menyakiti hati orang lain ada sebuah trauma yang mengikuti, sama dengan hati yang dilukai oleh orang lain. Kehadiran luka yang lama menyelimuti dan enggan lagi melakukan kesalahan yang sama. Takut akan hukum alam yang bekerja di dunia, diri sendiri pun enggan menjadi dungu jika melakukan hal yang sama.
Rasa takut itu bertumbuh seiring dengan tumbuhnya waspada, ada hati orang lain yang harus dijaga. Rasanya enggan berurusan dengan hati jika didasari dengan keraguan. Ragu adalah tanda tak yakin yang bisa saja dicederai, entah sama sama menciderai atau salah satu dari nya.
Entah rasa takut itu sulit dihilangkan, hingga waspada juga semakin tumbuh subur dan mengundang ego diri. Tidak mau menyakiti, wajar saja ketika ada yang hadir rasanya ingin bergegas pergi dan menghilang dari dunia. Bukan karena enggan menyambut, hanya saja takut menyakiti atau ketika kondisi hati sedang buruk waspada itu berubah menjadi takut untuk disakiti.
Entah juga, terkadang sulit untuk mengerti diri sendiri kenapa tak kunjung lepas dari rasa yang bertumbuh dari takut. Ingin rasanya menyalahkan ketulusan dulu terpelihara pada hati yang salah, tapi ada yang lebih baik dari itu yaitu mengikhlaskan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar