Sabtu, 27 Juni 2020

Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja (Larry King) Part: Sehari-hari


Berbicara adalah salah satu keahlian yang pastinya dibutuhkan semua orang dalam berinteraksi. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti membutuhkan komunikasi dengan sesama yaitu dengan berbicara. Tetapi, berbicara ternyata tidak hanya sekedar berbicara seenaknya, ada hal-hal yang dibutuhkan dalam berbicara seperti mudah dipahami, nyaman untuk didengar atau enak untuk diperhatikan agar menangkap suatu informasi sesuai kebutuhan pembicara.

Skill berbicara tentu tidak instan untuk dikuasai. Memerlukan proses dengan berlatih berbicara sesering mungkin dengan mengetahui dasar-dasarnya. Setiap skill tentu punya ilmu-ilmu yang mendasari agar seseorang mampu melakukannya. Belajar adalah kunci dari semua apapun yang ingin kita peroleh termasuk dalam hal berbicara yang juga perlu untuk belajar dalam menguasainya. Dalam proses belajar juga tidak akan semulus yang dibayangkan, dalam proses ini tentu akan banyak kegagalan sebelum seseorang mahir dalam berbicara. Gagal dalam sebuah usaha pasti wajar dan memang harus dilewati karena merupakan bagian dari proses agar kita mampu memahami dan mengerti setelah kita melakukannya, kita akan merasakan dan merenungkan kegagalan yang akan membawa kita dalam suatu kemahiran yang diinginkan.

Satu hal yang disampaikan penulis dalam buku ini adalah kejujuran, dalam berbicara. Bagi mereka yang kurang terbiasa berbicara di depan umum, tentu akan merasa gugup dan sulit untuk berbicara dengan lancar. Maka dari itu, salah satu kunci mengatasi kegugupan yang dirasakan adalah dengan berbicara jujur, bagaimanapun keadaannya. Karena dengan berbicara jujur, maka audience akan mengerti dan kita juga tidak menutupi sesuatu yang bersifat mengingkari tentu akan mengganggu. Ketika kita jujur, maka rasa percaya pada diri sendiri secara otomatis meningkat dan segalanya akan berlangsung dengan lancar dan juga dapat menikmatinya. Membuat kita dan audience untuk nyaman tentu terdapat formulanya juga selain jujur adalah berbicaralah soal audience agar semakin diperhatikan. Hal-hal apapun seputar mereka maka akan lebih menarik perhatian. Selain itu, agar audience semakin diperhatikan,  maka kita sebagai pembicara juga memberi kesempatan audience untuk bertanya dan kita mendengarkan mereka lalu menanggapi. Begitu pula ketika bukan sebagai pembicara, kita berbicara dengan orang lain juga menggunakan hukum pertama dalam percakapan yaitu: dengarkanlah. Kedua yaitu bahasa tubuh, bahasa tubuh merupakan bagian alami dari percakapan dan komunikasi. Bahasa tubuh merupakan proyeksi seseorang dalam berbicara. Yang ketiga adalah kontak mata, ketika berbicara dengan orang lain maka harus terjadi kontak mata karena bagian dari mendengarkan dan bahasa tubuh. Kontak mata juga tidak dilakukan dengan secara terus meneruskarena akan membuat tidak nyaman lawan berbicara, lakukan sewajarnya.

Jika menjadi seorang pembicara, maka hal yang terpenting adalah kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang sekiranya audience tau atau sekedar berita dipagi hari yang mereka dengar. Hal-hal seperti ini perlu diperhatikan sebagai bentuk kenyamanan audience, dan hindari membicarakan hal-hal yang tabu maka dari itu kita harus mengetahui audience dengan kaya informasi. Menjadi seorang pembicara juga jangan hanya memberikan pendapat sendiri, tetapi mintalah pendapat-pendapat orang lain dan juga perhatikan waktu , jangan sia-siakan waktu audience atau mereka yang ada ajak bicara.

Ada 8 hal yang dimiliki oleh pembicara yang baik:

1. Memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, mengambil titik pandang yang tak terduga pada hal-hal yang umum atau istilahnya out of the box

2. Mempunyai cakrawala yang luas dengan memikirkan dan membicarakan isu-isu dan beragam pengalaaan di luar kehidupan mereka sehari-hari

3. Mempunyai antusias yang berarti menunjukkan minat besar pada apa yang mereka perbuat dalam kehidupan, maupun pada apa yang anda katakana pada kesempatan itu

4. Mereka yang tidak hanya membicarakan diri sendiri

5. Mempunyai sifat yang ingin tahu. Mereka akan bertanya karena ingin tahu lebih banyak mengenai apa yang anda katakan

6. Mempunyai empati dengan berusaha menempatkan diri mereka pada posisi anda untuk memahami apa yang anda katakan

7. Mempunyai selera humor dan tidak akan keberatan jka mengolok-olok diri sendiri. Karena konversasionalis terbaik sering mengisahkan pengalaman konyol mereka sendiri

8. Mempunyai gaya bicara tersendiri.

 Seni berbicara tentu ingin dimiliki banyak orang, agar pesan yang dimaksud dapat tersampaikan dengan baik. Mari terus belajar agar dalam berkomunikasi dapat berjalan dengan baik tanpa ada kesalahpahaman ataupun belajar agar mampu memahami maksud seseorang dan lebih dapat mengeksplorasi banyak hal yang bisa kita dapatkan dari orang lain atau dari berbagai pengalaman. 


Selasa, 23 Juni 2020

Kita yang tak pernah sepaham karena berbeda tujuan


Ketahuilah bahwa semua yang kita inginkan didalam diri seseorang

Nyatanya tidak semudah itu untuk menyatu dengan kita

Banyak hal yang menjadi sebuah prasangka dari banyak sisi karena sebuah keterbatasan yang tak terungkap

Kini semakin yakin, bahwa hanya atas dasarNya yang tanpa perlu pertimbangan-pertimbangan itu

Ketika apa yang kita yakini dalam hidup sebagai muslim menjadi dasar dalam kita mencintai seseorang

Maka, masalah sepelik apapun atau seberat apapun dijaminkan

Karena kita hanya bergantung pada Sang Pencipta

Bukan bergantung pada ego masing-masing

Hidup bukan sekedar aku dan kamu

Hidup kita milik-Nya

Dalam menentukan pilihan juga harus melibatkanNya, karena kita tidak sepenuhnya memiliki atas diri kita sendiri

Diri ini hanya titipan dan sementara yang kelak akan dipertanggungjawabkan

Bahkan segala luka dan kekecewaan juga mengajarkan untuk lebih kuat dan lebih yakin

Sebegitu sayang Allah dengan makhlukNya, menunjukan dengan cara yang istimewa

Masih ada banyak hal didunia ini yang lebih dipahami ketika tidak satu arah

Ikhlas adalah satu-satunya cara untuk menerima hidup ini agar tetap berjalan dengan semestinya

Kita tetap harus mengambil langkah dan mencari arah agar tetap berjalan lurus hingga ke tujuan nanti selamat dan kembali seperti yang kita harapkan


Senin, 15 Juni 2020

Cermin

Ketika bicara hati, lantas banyak hal yang sulit untuk diungkap
Sesulit itu hingga memilih diam dan pergi
Pilihan yang berat...sangat berat
Ingin mengungkapkan, tapi rasanya kita beda kepentingan
Suatu hal yang kuanggap penting, bagimu itu sepele terlihat dari sikap acuhmu

Kini aku mulai memahami bahwa tak selamanya yang satu paham adalah satu kepentingan
Belum tentu satu tujuan
Bagaimana jika tujuan kita berbeda?
Entah, aku juga tak tau apa sebenarnya tujuanmu
Selama ini kita hanya basa-basi tak berujung

Lelah rasanya
Mendengar setiap kata-kata manis yang sebenarnya penuh rahasia
Entah apa itu, yang jelas aku merasakannya
Aku lebih terjaga dalam kata-kata yang biasa saja tapi jujur
Asal kau tau, sudah lama aku muak dengan kata-kata manis tanpa bukti

Aku jauh lebih baik mendengar setiap kata lewat cerita
Entah pahit, menyesakkan, pilu, apapun itu
Dibanding ekspektasi yang kurang penting,
Mungkin kita memang berbeda haluan 
Aku yang diseberang sana dan kamu yang masih menetap ditempatmu
Dengan segala pembenaranmu 

Lalu aku bercermin dengan diamku
Lalu kau juga memandang cermin yang berbeda, terdiam
Kita sama-sama diam
Enggan memulai 
Baiklah, mungkin ini saatnya kita tetap pada cermin masing-masing