Fase kehidupan seseorang pasti melewati fase ini, yaitu fase Quarter Life Crisis (QLC). Banyak yang menilai bahwa fase ini fase yang pelik dan sukar dan sulit untuk diterima dan ditakhlukan. Tak sedikit mereka yang enggan atau bahkan menyerah pada fase ini. Memang fase ini adalah fase kehidupan yang membuat kita untuk terus struggling.
Lalu apa sih QLC itu?
Suatu krisis yang dialami seseorang dengan rasa ragu, cemas, khawatir hingga rasa ketidakpuasan kepada diri sendiri pada usia menginjak dewasa.
Tak banyak juga yang menyadari bahwa fase ini adalah fase yang banyak pelajarannya. Pelajaran atau hikmahnya dapat diambil dari setiap proses yang dilalui. Proses yang akan membuat kita semakin mampu untuk menghadapi masa depan atau bisa juga tahapan yang menjadi suatu titik balik kehidupan. Titik balik untuk lebih baik dari masa sebelumnya, tapi ada juga yang menjadikan sebuah hal menakutkan dan mencoba menghindar untuk menyelesaikan prosesnya. Padahal sangat disayangkan jika terus menghindar, kita tidak akan pernah tau tantangan yang sebenarnya. Tantangan itu dapat kita ketahui kalau merasakannya secara langsung dan kita terlibat didalamnya. Sensasi kalah, merasa rendah, bodoh, tidak tau apa-apa adalah sensasi yang membuat kita akan lebih semangat dalam belajar kehidupan.
Kehidupan memang untuk dijalani, tidak sekedar dipikirkan saja. Sensasi yang mendebarkan atau menakutkan pada fase QLC memang lumayan membuat ketar-ketir. Itu wajar, kita juga punya kadar masing-masing dalam kemampuan tahan atau tidak tahan. Tapi yang namanya proses ketika sudah dijalani siap ngga siap juga akan siap, mampu ngga mampu nantinya juga akan mampu. Meskipun jalannya terseok-seok atau bahkan sampai jatuh pun akan membuat kita semakin kuat dalam menjalaninya. Tapi, ingat juga bahwa dalam menjalani proses tentu butuh waktu untuk istirahat. Jangan sepelekan waktu untuk istirahat, agar tetap semangat dan terus bisa menjalani prosesnya.
Kemampuan yang kita miliki, kita sendiri yang mengetahuinya. Maka kita juga yang tau kapan lelah, kapan semangat membara, dan kapan waktunya istirahat semua butuh manajemen waktu untuk tetap selaras antara lelah dan semangat dalam menjalani proses. Manajemen waktu akan sangat perlu dalam menjalani setiap proses agar terus berprogres.