Manusia dengan segala ujiannya pasti terdapat keluh kesah didalamnya. Tak jarang juga ujian datang bertubi-tubi dalam satu waktu.
Menurut berita yang rilis sekitar bulan Juni 2021 akhir kasus Covid-19 mulai kembali meningkat seiring dengan hal itu pemerintah mulai melakukan PPKM yang sebelumnya juga pernah diterapakan tetapi PPKM yang ini jauh lebih ketat karena maraknya kasus di berbagai daerah (https://news.detik.com/berita/d-5617874/3-analisis-kemenkes-soal-penyebab-kasus-corona-meningkat-drastis). Kalau kasus sebelumnya angka penderita covid-19 meningkat hanya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya saja, tetapi sekarang ada lebih 40 kota yang diberlakukan PPKM di seluruh Indonesia. Munculnya varian baru Cobid-19 di Indonesia yaitu varian delta yang berasal dari negara India diduga penularannya lebih cepat dibanding sebelumnya jadi angka penderita menjadi meningkat drastis.
Kira-kira begitu gambaran sekilas sebelum ke cerita selanjutnya, memang dirasa parah dibanding kasus Covid-19 sebelumnya. Dan karena maraknya kasus itu, sempat menjadi salah satu penderitanya juga dan Alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Sekitar tanggal 1 Juli daya tahan tubuh saat itu lemah karena capek ditambah stress juga karena ada masalah yang menurutku besar saat itu. Kelelahan dan kebetulan juga ada teman satu ruangan yang waktu itu sakit batuk, pilek dan demam tapi dipaksakan untuk masuk kerja. Disaat kondisi badan yang tidak fit, stress, kelelahan parah waktu itu karena emang sering overtime buat nyelesein pekerjaan ya nggak heran kalau akhirnya kena batuk juga. Awalnya batuk terus disusul dengan demam, dua hari setelahnya bersin-bersin dan setelah itu sedikit pilek juga. Beberapa hari batuk disertai dengan sesak di dada, waktu itu ngga kepikiran sama sekali kalau kena, jadi tubuh dibiarkan lelah dan Cuma minum vitamin yang sifatnya pencegahan padahal udah sakit. Waktu itu coba yakinin diri sendiri buat cepet sehat dan emang sakitnya Cuma flu biasa. Tapi seiring berjalannya waktu karena tubuh tetap kelelahan, belum ada waktu untuk istirahat dan ditambah nggak minum obat sama sekali ya akhirnya dipaksa tumbang karena lihat hasil swab di kantor tanggal 5 Juli yaitu positif. Hari itu juga disuruh semesta untuk istirahat dan mulai berobat, awanya bingung dan nggak tau harus gimana krena tinggal di perantauan (di kos). Awalnya mau banget isolasi di tempat yang emang khusus buat isolasi karena emang bergejala ringan, tapi nggak kepikiran kalau di Rumah Sakit karena waktu itu kabarnya RS penuh semua karena ya meningkatnya penderita Covid-19. Akhirnya memutuskan untuk isoman (Isolasi Mandiri) beberapa orang terdekat menyarankan begitu karena kondisinya juga ngga memunkinkan kalau waktu itu cari tempat khusus buat isolasi dan pasti kepikiran kondisinya bakalan bikin lebih stress. Tapi disisi lain juga was-was kalau penghuni kos disini kurang terima dengan kondisiku, beruntung yang positif dari kami ada dua orang.
Kenapa ngga dipastikan lagi untuk tes PCR?
Waktu itu udah ketrigger dengan hasil swab antigen yang menunjukkan positif dan gejalanya dirasa juga mirip akhirnya memtuskan untuk menganggap diri ini sudah kena. Ya begitulah amannya karena situasi waktu itu emang ngga mendukung untuk PCR sendiri.
Rasanya bingung karena sendiri, beruntung punya orang-orang terdekat yang solutif banget dan ngasih nasihat biar ngga panic, stress, dan supply kebutuhan ku selama Isoman. Alhamdulillah semua sudah diatur sama yang punya hidup ini. Sakit dan sendirian, dan aku ngga meratapi sama sekali karena kehadiran mereka. Alhamdulillah juga cepat dieri ketenangan sehingga mampu untuk mengendaikan diri dan lingkungan sekitar.Penghuni kos yang lain juga sudah aku infokan perihal prokes dan kondisi yang aku jalani, Alhamdulillah mereka mengerti dan menerima meskipun ada satu orang yang lebih was-was dengan kondisiku karena takut tertular, ya itu hal yang wajar.
Menjalani hari demi hari dengan beberapa hari pengobatan medis dengan didampingi sahabat perawat yang ada di Malang via WA dan terapi (berjemur rutin, berolahraga, cium bau essential, dan hirup uap minyak kayu putih) semua berjalan lancar. Setiap hari berprogres pulih dan Alhamdulillah hari ke 10 yang terhitung dari awal bergejala sudah membaik. Dari yang batuk sesak, mulai pilek, lemes,demam sampai hilang penciuman menjadi sedikit berkurang sesaknya, hilang batuknya, sedikit bisa mencium bau dan akhirnya semua kembali normal nan sehat. Alhamdulillah
Pada intinya semua tergantung pada kondisi kita, kita harus mau untuk sembuh dengan mengusahakan. Jangan larut dalam trigger yang didapat, karena buat bingung dan susah untuk memikirkan apa yang harus kita lakukan, terlebih agar tidak panik juga. Jangan lupa untuk info ke lingkungan sekitar, kalau belum siap untuk Isolasi di tempat khusus, jika kondisinya seperti aku info aja ke penghuni lain atau yang tinggal sama kita seatap yang penting kita pisah kamar tidur dan kamar mandi atau hindari kontak langsung dalam jangka waktu lama dalam satu ruangan. Oiya penting juga kita untuk motivasi dari orang-orang terdekat, minta doanya untuk kesembuhan kita. Jangan merasa kesepian, kalau kesepian huungi mereka dan selalu kabari mereka perihal kondisi kita. Percayakan hal ini ke orang-orang yang sekiranya mampu untuk menerima kita dan menasehati kita, tentunya dengan mereka yang berpengetahuan. Oiya satu lagi, the last but not least..set pikiran kita untuk tetap tenang dan positif thingking untuk sembuh, jika terpaksa sesekali untuk sedih gapapa nangis aja tetapi jangan berlarut dalam kesedihan. Semua ujian pasti ngga mungkin ngga menemukan titik terang, semua sudah diatur..tinggal kita kembalikan ketenangan kita dengan berdoa sesering mungkin. Serahkan semua yang rumit dan semua yang sakit maka kita akan temukan titik dimana kita lebih percaya akan kuasaNya.
Semoga segalanya lekas pulih dan membaik..