Sebuah buku motivasi yang unik, dari
judulnya sudah mampu membuat orang mengernyitkan dahi. Dengan tampilan cover
oranye dengan tulisan judul bewarna hitam sehingga nampak sangat jelas dengan
isi buku 246 halaman. Mark Manson adalah seorang blogger asal New York dengan 2 juta pembaca, ini adalah buku pertama kali yang sukses karena diklaim “buku
terlaris” oleh New York Times dan Global and Mail.
Pertama kali baca, agak kurang srek
di hati karena emang agak kurang dapet feel kalau baca buku terjemahan. Tapi
setelah berusaha untuk membaca lagi, sangat menarik. Menarik karena dalam buku
ini, memandang kehidupan dengan sudut pandang yang berbeda dengan pandangan
hidup yang kebanyakan orang yakini. Buku ini mampu mengulas permasalahan hidup
yang sebenarnya terjadi dan bagaimana manusia seharusnya menghadapi.
Di bagian awal menceritakan
seseorang yang hidupnya berantakan dan penuh masalah, tetapi pada akhirnya
sukses karena dia menjadi seseorang yang mau mengakui keburukan-keburukan yang
dilakukan dan konsisten terhadap mimpinya. Bab-bab selanjutnya banyak cerita
yang mewakili kiat-kiat untuk menghadapi hidup yang sesungguhnya. Cerita-cerita
tersebut mendukung ilustrasi akan pesan yang disampaikan penulis ke pembaca.
Terdapat 3 seni untuk bersikap bodo
amat dalam kehidupan, yaitu #seni 1: Masa bodoh berarti bukan menjadi acuh tak
acuh, masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda. Bersikap masa bodoh
terhadap kesengsaraan yang menghalangi tujuan, tidak ambil pusing dengan
orang-orang yang geram saat melakukan sesuatu yang dirasa benar/penting/mulia.
Intinya menemukan hal sulit yang bisa dihadapi dan dinikmati. #seni2: Untuk
bisa mengatakan “bodo amat” pada kesulitan, pertama-tama harus peduli terhadap
sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan. Maksudnya, menemukan sesuatu
yang penting dan bermakna dalam kehidupan, mungkin menjadi cara yang paling
produktif untuk memanfaatkan waktu dan tenaga. Karena jika tidak menemukan
sesuatu yang penuh arti, perhatian akan tercurah untuk hal-hal yang tanpa makna
dan sembrono. #seni 3: Entah disadari atau tidak, selalu memilih suatu untuk
diperhatikan. Maksudnya, kedewasaan
muncul ketika seseorang belajar untuk peduli hanya pada sesuatu yang sangat
berharga. Seiring bertambahnya usia, identitas mulai menguat, tahu siapa diri
kita dan menerima sepenuh hati, termasuk bagian-bagian yang sama sekali tidak
membanggakan dan membuat merasa merdeka, hidup apa adanya. Jadi, kita bisa
menyisihkan perhatian kita yang semakin berkurang untuk hal-hal yang
benar-benar layak dalam kehidupan. Penyederhanaan ini sesungguhnya membuat kita
senantiasa merasa sangat bahagia.
Buku ini akan mengubah rasa sakit menjadi hal yang bermanfaat untuk kehidupan, trauma menjadi kekuatan dan masalah menjadi masalah yang baik. Bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi. Ini akan mengajarkan kita untuk membuat mengerti arti kehidupan dan menyortir hal-hal yang penting saja. Dan berhenti menyakiti orang lain yang nantinya akan menyakiti diri sendiri.
Buku ini juga mengajarkan pada suatu
prinsip “lakukan sesuatu”, kegagalan terasa tidak penting ketika standar
kesuksesan hanya “melakukan sesuatu”. Ketika setiap hasil dianggap sebagai
sebuah kemajuan dan penting, inspirasi dilihat sebagai sebuah imbalan ketimbang
suatu prasyarat, kita mendorong diri kita lebih maju. Kita merasa bebas untuk
gagal, dan kegagalan itulah yang menggertakan kita ke depan.
Katanya (mark manson), kita perlu menolak sesuatu.
Jika tidak, kita kehilangan alasan untuk bertahan. Jika tidak ada sesuatu yang
lebih baik atau lebih diinginkan dari pada yang lain, kita akan merasa hampa
dan hidup kita menjadi tanpa makna. Kita hidup tanpa nilai dan akibatnya kita
menghidupi kehidupan tanpa tujuan. Dalam hidup ini ada tiga hal yang sering
kita hindari yaitu, karena sulit, karena menakutkan dan karena sama sekali
tidak tau apa yang harus dilakukan. Dan ketika kita menghindar dari hal itu,
kita membiarkan nilai-nilai sepele dan penuh kebencian membajak otak kita dan
mengambil alih hasrat dan ambisi kita. Kuncinya adalah memahami dan melihat
diri sebagai sesuatu yang lebih besar dan pada diri kita sendiri.
Kehidupan sekarang yang terjadi di
masyarakat adalah sebagian mereka yang berhak atas sesuatu tanpa mau berkorban.
Budaya kita sekarang merancukan antara perhatian yang besar, mengira kalau
keduanya hal yang sama padahal tidak. Mark manson berpesan kepada pembaca untuk
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, mengambil tanggung jawab atas pilihan-pilihan
dan untuk mengejar mimpi tanpa perlu merasa malu dan terkekang.
Dari buku ini banyak manfaat yang bisa diambil, salah satu nya adalah bersikap acuh terhadap pandangan orang lain di hidup kita. Seringkali, kita mudah goyah saat mendengar perkataan orang lain kepada kita, bukannya introspeksi malah baper atau bahkan stres dengan sendirinya. Jika perkataan itu memang sejalan dengan apa yang terjadi maka hadapi itu, tetapi jika tidak maka acuh kan dan buang perkataan mereka. Hadapi yang dimaksud disini adalah jika perkataan mereka memang suatu kenyataan dan terjadi pada diri kita maka perkataan itu dapat menjadi cerminan diri sehingga kita juga harus mau mengakui dan memperbaikinya jika itu suatu hal yang buruk bagi diri kita atau untuk orang lain, bukan malah menghindari dan enggan memperbaiki. Tetapi, dalam buku ini tidak menyarankan kita untuk berusaha keras seperti keluar dari zona nyaman kita dan menggapai mimpi yang setinggi mungkin. Kita disarankan untuk lebih fokus dalam menerima dan menghadapi tantangan-tantangan kehidupan. Semangat untuk kita yang sedang memperbaiki diri dan semoga Allah memudahkan jalan kita dalam berproses.
Dari buku ini banyak manfaat yang bisa diambil, salah satu nya adalah bersikap acuh terhadap pandangan orang lain di hidup kita. Seringkali, kita mudah goyah saat mendengar perkataan orang lain kepada kita, bukannya introspeksi malah baper atau bahkan stres dengan sendirinya. Jika perkataan itu memang sejalan dengan apa yang terjadi maka hadapi itu, tetapi jika tidak maka acuh kan dan buang perkataan mereka. Hadapi yang dimaksud disini adalah jika perkataan mereka memang suatu kenyataan dan terjadi pada diri kita maka perkataan itu dapat menjadi cerminan diri sehingga kita juga harus mau mengakui dan memperbaikinya jika itu suatu hal yang buruk bagi diri kita atau untuk orang lain, bukan malah menghindari dan enggan memperbaiki. Tetapi, dalam buku ini tidak menyarankan kita untuk berusaha keras seperti keluar dari zona nyaman kita dan menggapai mimpi yang setinggi mungkin. Kita disarankan untuk lebih fokus dalam menerima dan menghadapi tantangan-tantangan kehidupan. Semangat untuk kita yang sedang memperbaiki diri dan semoga Allah memudahkan jalan kita dalam berproses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar