Rabu, 15 Mei 2019

Yuk Jadi Generasi Outlier Millenial



Terinspirasi dari Rahmat Dwi Putranto (CEO Legal Go) di start up and youth empowerment talks Indonesia Scholarship Festival 2019. 
Outlier Milenial adalah generasi milenial yang berbeda dengan generasi milenial pada umumnya. Yang dimaksud pada umumnya adalah mereka yang melek teknologi tapi hanya sebatas untuk kepentingan sosial media atau game, mereka yang menjadi malas karena ketergantungan teknologi, mereka yang anti sosial karena mengandalkan sosial media untuk berkomunikasi, dan lain sebagainya. Outlier yang dimaksud disini adalah keluar dari zona nyaman dibalik pandangan-pandangan secara umum generasi milenial itu sendiri, misalnya memanfaatkan teknologi untuk membantu suatu karya yang sesuai dengan passion/kegemaran nya dan tidak ketergantungan pada sosial media yang mengakibatkan enggan bersosialisasi secara langsung. Outlier milenial cenderung menggantungkan segala hal pada usaha-usaha dan proses yang dilakukan, tidak bergantung pada suatu hal yang membuatnya tidak mandiri. Dengan tetap memanfaatkan teknologi, bahkan perlu tetapi hanya sebatas untuk membantu karena efisiensi dan mengikuti perkembangan jaman yang semakin canggih. Oleh karena itu outlier milenial juga tidak boleh tertinggal oleh teknologi, karena pemanfaatan teknologi ini selalu berkembang dan mampu merubah pola kehidupan yang ada di masyarakat.
Dibalik pandangan secara umum generasi milenial tentu ada ketakutan-ketakutan yang dirasakan generasi milenial pada umumnya, yaitu:
1.      Merasa pencapaiannya tidak dihargai atau diapresiasi orang lain. Ketakutan ini merupakan suatu penyakit karena kurang menghargai diri sendiri, potensi yang ada bisa hilang karena tidak percaya diri dan terlalu merendahkan diri sendiri.
2.      Terlalu fokus pada pencapaian orang lain. Hal ini dapat memecah fokus pada tujuan dari impian dan membandingkan pencapaian diri sendiri dan orang lain. Padahal proses kesuksesan dari masing-masing orang itu berbeda.    
3.      Shame, guilt and hatred. Tiga hal yang harus di delete dari pemikiran generasi millenial, karena ketiganya adalah toxic yang mampu menghambat tujuan yang akan di raih. tapi, ketiganya juga perlu dalam kadar dan situasi tertentu agar semuanya seimbang. contohnya: ketika menghadapi suatu kegagalan adakalanya kita malu untuk membangun rasa bersalah dan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

The can do, will do generationGenerasi milenial harus dapat melakukan hal-hal yang dapat dijadikan bekal dalam menghadapi masa depan yang serba canggih dan menjadikan kemampuannya untuk melahirkan suatu karya yang bermanfaat, selain itu dapat menakhlukan ketakutan-ketakutan generasi milenial seperti banyak ide tapi tanpa eksekusi dan kurang menghargai pencapaian diri sendiri.
Tips untuk menjadi Outlier Milenial:
1.      Generalist & Spesialist they both needed in this world
Menjadi seseorang yang generalis (cakap dalam berbagai bidang) atau menjadi seseorang yang spesialis (ahli dalam satu bidang) keduanya sama sama dibutuhkan di dunia ini. Untuk menjadi generalis harus pandai mengatur atau memanajemen waktu dan tenaga sesuai dengan kemampuan sedangkan untuk menjadi spesialis harus fokus pada satu bidang untuk lebih pintar dalam menggali potensi yang sesuai dengan kemampuan.
2.      Mix your passion with practicality into a real work
Setiap orang pasti mempunyai passion masing-masing. Sebuah passion harus dapat menghasilkan suatu karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau minimal bermanfaat untuk diri sendiri.
3.      At the end of the day it’s all
Tentang sebuah usaha untuk mengeksukusi ide. Ide itu sangat murah bahkan tak ternilai jika hanya sekedar di pikiran saja, berbeda dengan suatu ide yang diusahakan atau dieksekusi dengan terencana dan menghasilkan sebuah karya. Yang terpenting adalah mewujudkan sebuah ide menjadi nyata.
4.      Nothing in life comes easy so why do you expect something out of a quote
Sebagai generasi milenial tentu seringkali menemukan quote-quote yang laur biasa dari sosial media, tetapi quote-quote itu jangan hanya dijadikan sebuah acuan dalam hidup. Boleh saja kata-kata mutiara itu dijadikan motivasi, tetapi yang lebih penting adalah melakukan sebuah usaha untuk menggapai impian atau tujuan.

Yuk, jadi generasi outlier millennial yang ngga sekedar menggila di medsos tapi juga menggila dalam berproses. Semangat ! semoga Allah meridhoi dan memberikan taufiq untuk tujuan dan mimpi baik kita J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar