Kamis, 28 Mei 2020

circle pertemanan

Apa yang terlintas dipikiran ketika mendengar kata "teman"?
sosok yang membuat kita tidak lagi sendiri
sosok yang membuat kita ngobrol atau bertukar pikiran
sosok yang punya tujuan sama
atau mungkin
sosok yang membuat kita gundah
sosok yang membuat kita ngga percaya diri
sosok yang membuat kita ngerasa berhenti mengejar tujuan

Dua deskripsi yang berbeda
Perihal sosok yang seperti apasih teman itu?
Sosok yang bisa kita pilih
Bisa tergantung karena situasi atau kondisi
yang tidak dapat dihindarkan
Atau kita yang menghendaki dengan sengaja untuk menjalin pertemanan
Semua tergantung pada kita
Ada yang memilih untuk pasrah dengan keadaan dengan pertemanan apapun kondisinya
dan ada pula yang memilih untuk cermat perihal pertemanan

Ada yang bilang "berteman itu dengan siapa aja"
Tetapi semakin memahami makna pertemanan, ternyata tidak se-sepele itu
kata "berteman dengan siapa aja" itu sah-sah saja
Tapi bukan lantas tanpa batas dengan mengikuti arus pertemanan yang kita terbawa
sampai pada tengah lautan lalu kita lupa bawa pelampung dan ngga bisa berenang,
itu namanya terjerumus.
Baik, itu sisi kelam dari circle pertemanan dengan sosok yang emang "ngga" buat kamu
Pertemanan emang ngga bisa dianggap sepele
Secara tidak langsung solidaritas yang ada dalam pertemanan kadang atau malah seringkali buat kita lupa, lupa daratan bahkan lautan sampai bisa tenggelam.
Setuju sih sama kata-kata "teman itu cerminan diri kita"
Kalo kita udah kecantol yang namanya solidaritas pertemanan, maka semua apa kata teman itu sangat kita perhatikan. Termasuk kata-kata yang buat kita jatuh ataupun yang membuat kita semangat. Nah, itu balik lagi sama temen kita yang buat kita jatuh atau semangat, kita yang bisa pilih untuk hal itu. Sosok teman ngga bisa kita sesuka hati merubahnya. Tapi, kita bisa untuk memilih dengan siapa kita berteman. Berteman sah-sah saja dengan siapapun asalkan ada batas, siapa yang bisa kita percaya dengan kata "solidaritas" mana yang hanya sekedar teman tanpa arti "solidaritas". Tapi kata solidaritas juga dapat disalahgunakan dengan hal-hal yang dirasa kurang benar yaitu dengan mempertaruhkan solidaritas untuk ajakan yang buruk. Misalnya dengan menuruti keinginan teman yang mengajak kita untuk merokok, padahal kita sendiri ngga suka hal itu dan bukan kebiasaan diri kita. Akhirnya banyak orang yang menuruti karena untuk nafsu solidaritas yang disalahgunakan. Apasih gunanya berteman kalau tidak saling menerima? Apasih gunanya berteman jika melunturkan jati diri yang sebenarnya?

Sekarang, berbicara tentang frekuensi, teman sefrekuensi atau tidak sefrekuensi itu membuat kita harus memilih. Ada yang bisa berteman lama dengan yang tidak se frekuensi tapi harus siap mental karena sering berbeda arah kalau ngga ya kita yang bakalan yang ngikutin arus atau dia yang bakal ngikutin arus kita (tapi bakal ada tantangan disini), itu semua tergantung pada pembawaan diri dan pakem yang kita jaga atau kita lepas. Dan untuk teman se frekuensi itu merupakan rezeki dan sebuah kenyamanan bahkan sebuah energi yang mampu membuat kita lebih tau siapa diri kita, tentu saja lebih percaya diri.
So, mau beteman dengan siapa kita yang tentuin. Boleh saja berteman dengan yang beda frekuensi tapi tau konsekuensi harus kuat mental ketika berseberangan atau mau berteman dengan satu frekuensi karena tanpa konsekuensi.


Senin, 18 Mei 2020

"RUMAH"





Sebuah tempat untuk bernaung

Bukan hanya sebuah bentuk bangunan

Kalau kita mau mengartikannya lebih

Tak ada batasan untuk menyebut seseorang sebagai rumah

Ya,

Memang tak ada batasan untuk soal tempat  bernaung

Yang ada hanya soal kenyamanan dan keamanan

Di dekatnya dirasa keduanya

Tak ada kata bohong didalamnya

Kejujuran dan binar ketulusan terpancar dari arahnya

Seolah memeluk kita hanya dalam kata ataupun dekapan nyata

Mampu menampung air mata yang bisa saja menjadi lautan

Mampu menampung tawa bahagia walaupun tanpa sebab

Mampu memberi kekuatan disaat kita jatuh bahkan tersungkur payah

Mampu menerima keanehan yang tak tampak pada orang lain

Sayangnya, sebagian dari kita mungkin pernah memilikinya

Dan kini dirasa hilang

Ada juga yang masih utuh

Ada juga yang ada tapi tinggal menjadi memori yang disebut kenangan

Tak apa, yang hilang dan disebut dengan kenangan akan kembali pada raga yang baru

Tak apa juga jika tidak ada raga

Kita jauh lebih hebat, 

Karena sebenar-benar rumah adalah doa-doa yang mampu mendekap

Diantara sujud seorang hamba pada Tuhannya, yang tak mungkin terelak

 


Senin, 11 Mei 2020

Dear...




Untuk orang yang masih jauh disana
Ada beberapa kata yang ingin disampaikan

Terimakasih ya sudah menjaga kesehatan
Terimakasih ya tetap menjaga mimpi besarmu yang terkadang diremehkan orang lain
Terimakasih ya tetap optimis ditengah situasi yang pelik
Tetap kuat untuk menghadapi semua masalah yang silih berganti tak kunjung henti
Tetap ikhlas saat kehilangan

Terimakasih ya
Tidak menjadi seorang pengecut
Berani mempertanggungjawabkan atas apa yang kau lakukan
Meskipun kau sebenarnya takut bukan main dan ingin menghindar 

Terimakasih ya
Atas segala ungkapan jujur dari hatimu
Dan segala keyakinanmu bahwa itu harus kau lakukan
Meskipun terkadang malah menyakitkan 


Terimakasih ya 
Untuk selalu sayang keluarga
Sehancur atau seharmonis disituasi apapun 
Seberapa menyakitkan atau seberapa menyenangkan
Kau masih peduli 

Terimakasih ya
Masih bertahan dengan jiwa yang waras
Dan enggan menyerah

Terimakasih ya
Masih mau belajar akan kehidupan dengan menghadapi
Tak lari meskipun dikejar masalah 

Terimakasih ya
Masih mau bekerja keras demi masa depan 

Terimakasih ya
Masih menjaga raga dengan tidak sia-sia
Jauh dari hal-hal yang merugikan diri sendiri

Terimakasih ya
Masih terus berbuat baik
Di dunia yang memuakkan ini

Terimakasih ya
Selalu percaya bahwa doa adalah kegiatan yang tak pernah bosan kau panjatkan
Selalu percaya bahwa akan ada hari esok yang lebih baik

Terimakasih ya
Meskipun insecure tetap banyak bersyukur

Terimakasih ya
Selalu berusaha dengan segala usaha untuk menjadi versi terbaik dari dirimu

Sabtu, 02 Mei 2020

Menyelami Jiwa dan Ruh: Part 1

pict by:AyoBaca

Manusia adalah makluk spesial yang diciptakan oleh Allah dengan segala keistimewaan-keistimewaannya. Lewat keistimewaan ini, manusia juga mempunyai fitrah yang sama dan kemampuan yang berbeda-beda. Buku ini mengungkap dari segi Al Qur’an dan ilmu pengetahuan yang sudah diteliti yang keduanya sama-sama menjadi pedoman hidup manusia.
Mungkin kita belum sepenuhnya mengenal siapa kita? Dari apa kita diciptakan? Bagaimana kita diciptakan? Dalam diri kita ada apa saja komponennya?  Lalu, bagaimana kalau kita belum mengenalinya dengan baik? Apa kita sudah mengenali Sang Pencipta?
Pertanyaan-pertanyaan yang terkadang sepele, tapi sebenarnya penuh makna. Mari renungkan jika kita tidak mengenal atau tidak mengetahui siapa diri kita. Jika kita tidak mengetahui sebenarnya diri kita maka kita tidak tau pula apa dan bagaimana tugas kita di dunia. Segala keistimewaan yang diberi untuk setiap manusia jika kita tidak mengenali maka akan sia-sia kehidupan yang telah di anugerahkan. Sia-sia akan membawa pada kehidupan yang  tidak hidup karena kita tidak menggunakan kesempatan dengan baik, karena masalahnya memang kita belum mengenali siapa diri kita.
Mungkin yang selama ini terlintas pada umumnya adalah sebatas pandangan mata imajiner yang sangat mudah terlihat lewat mata panca indra yang sifatnya sangat terbatas, bahkan kita hanya memandangnya dan jarang atau bahkan tidak pernah merenungkan apa yang dilihat lewat mata imajiner.
Faktanya di dunia  ini terdapat dua kosmos yaitu makrokosmos dan mikrokosmos, makrokosmos adalah yang dapat dilihat oleh mata imajiner seperti langit, bumi dan segala isinya sedangkan mikrokosmos adalah terdiri dari proton, neutron, elektron dan sejenisnya yang untuk melihatnya harus menggunakan alat.
Manusia seringkali berkutat pada pemikiran materiil dan energy tanpa memikirkan esensi kehidupan. Apalagi di jaman sekarang yang hidup serba tuntutan materi dan energy untuk memenuhi nafsu atau ego manusia.
Jiwa dan Ruh terdapat di Al Quran yang dipaparkan di berbagai surat dan ayat, tapi jika dibandingkan di Al Quran banyak membahas perihal jiwa ketimbang ruh, karena memang jiwa yang bersemayam dalam diri manusia yang membawanya kedalam kehidupan yang seperti apa yang menentukan atau yang memilih baik atau buruknya adalah jiwa.
Berbicara mengenai jiwa dan ruh tentu saja terdapat pengendalinya didalam tubuh manusia yaitu otak. Otak merupakan tempat pusat seluruh aktifitas yang mengendalikan fisik dan mental seseorang. Didalam otak terdapat beberapa wilayah yaitu wilayah satu yang bernama cortex cerebri yang bertugas untuk memahami, merasakan, menganalisa dan merespon secara motorik, wilayah dua terdapat sistem limbic yaitu pengendali sikap jujur, adil, pemaaf, mencintai, membenci, sedih, gembira, wilayah tiga terdapat batang otak dan otak kecil yang mengatur denyut jantung, pernapasan, tekanan darah dan keseimbangan.
Jadi, komandan yang sesungguhnya tidak berada di salah satu bagian otak, melainkan tersebar dalam bentuk program-program canggih yang mengisi sekitar 100 miliar sel saraf otak. Didalamnya terdapat genetika yang mana ditentukan oleh takdir.