Sudah berusaha duduk, lalu memahami
Sudah berusaha untuk mengerti dan mencoba untuk memaafkan lalu menerima
Tapi, semua itu tak kunjung ada hasil
Apakah terlalu melabeli diri sendiri dengan kata “sudah berusaha?”
Apakah selama ini tak berarti apa-apa?
Atau apakah ada yang salah?
Bukannya setiap hati punya batas untuk menerima itu?
Perasaan yang tidak mudah untuk dibohongi dan tidak bisa dipaksa untuk terus memaafkan
Lalu kapan luka ini sembuh, jika setiap kali memahami, kembali dilukai
Jika setiap kali mengerti, tak lagi dihargai
Bukannya kita saling tau bahwa luka yang dalam juga perlu waktu untuk sembuh
Sungguh tidak mengerti dengan konsep terus menyakiti
Atau memang tidak sadar dan enggan sadar telah menyakiti?
Entah semakin memahami, semakin tidak waras
Kini adalah waktu untuk menyelamatkan diri
Sadari, tak ada manusia hebat manapun yang bisa menolong
Hanya dirimu, satu satunya manusia yang harus mengusahakan
Menolong dengan caramu, karena hanya kamu sendiri yang tau
Seberapa patah dan hancur
Jangan pernah mematikan hati yang berujung pada dendam yang akan membuatnya lebih hancur
Kini adalah waktumu untuk bergegas memperbaiki diri sendiri
Cobalah untuk menerima luka, bukan terus memaksakan untuk memahami
Akuilah bahwa luka itu nyata, yang tidak nyata adalah amarah yang menguras hati, yang dapat membutakan dalam melihat kebenaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar