“Seperti siapa aku?
Apa yang harus kulakukan?
Dan mengapa aku ada?
Apakah aku punya tujuan tertentu di dunia?
Dan setelah mati, apakah keadaanku?”
Kutipan di halaman 84 dari buku ini yang mungkin membuat pembacanya tertampar. Beberapa pertanyaan yang menggugah kesadaran kita sebagai manusia di muka bumi ini. Lalu pertenyaan-pertanyaan itulah bisa membuat kita terus memikirkannya karena kita butuh merenung untuk menemukan sebuah jawaban yang harus di konfirmasi juga oleh hati masing-masing. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mampu membawa kita pada jalan yang benar jika kita mau berusaha, karena pertanyaan-pertanyan inilah yang mampu menjadi pembuka pintu hidayah atau ibaratnya seperti kita berada di lorong yang gelap kemudian menemukan seberkas cahaya, jika kita mau berusaha untuk mencari dan menemukannya maka akan menemukan jalan keluar dari ruang gelap yang kita hanya mampu meraba tanpa melihat.
Merenung memang dibutuhkan untuk hal-hal yang menjadi kegelisahan dalam diri dan diharuskan untuk berdiskusi dengan diri sendiri. Kutipan pertanyaan di atas mari kita renungkan dan mulai cari tau yang sebenarnya, tentu saja dengan dasar ilmu yang kuat yaitu Al Quran, yang membahas semua kehidupan dulu, kini, dan nanti. Setelah mencari ilmunya, tanyakan kepada hati untuk dikonfirmasi agar kita memahami kandungannya dan kita mempunyai alasan dengan jawaban-jawaban yang kita temukan. Mengapa begitu? Karena hati adalah bagian dari diri yang tidak bisa dibohongi, yang pada dasarnya hati memang suci dan kita harus meyakini itu. Segala keburukan yang ada pasti akan terdeteksi lewat hati, jika tidak terdeteksi maka tertutup hati manusia itu dengan hal-hal yang kotor.