Jumat, 04 Desember 2020

Buku ADAM (Antara Dia Aku dan Mereka) - Bagian 6: Semua Begitu Teratur



Pernah berpikir ngga sih bagaimana kehidupan ini berjalan? Jatuhnya daun-daun, para pengemis yang terlihat sehat yang mungkin hanya terpenuhi kebutuhan pokoknya saja, orang kaya yang raut mukanya kadang terlihat tertekuk padahal barang yang diinginkan dapat dibeli, tanaman yang tumbuh hijau sekalipun di gurun ia di gurun yang minim air, paus biru yang begitu besar tapi makanannya plankton, pelangi yang warnanya begitu harmonis dan masih banyak lagi peristiwa atau makhluk hidup yang kalau kita renungkan pasti banyak pertanyaan yang muncul, mengapa ada? bagaimana prosesnya? dimana awal terjadinya? siapa yang menjadikannya? dan mengapa begitu teratur?

Pertanyaan-pertanyaan itulah yang membuat sebagian orang semakin meyakini bahwa semua itu ada yang mengatur, yang jika kita renungkan lebih lanjut semua yang berperan dalam kehidupan ini mempunyai kesempatan dan hak yang sama sesuai dengan penciptaannya. Seperti halnya tumbuh-tumbuhan yang bernafas dengan Co2 dan berfotositesis lalu menghasilkan O2 untuk manusia bernafas.

Jika peristiwa yang kita renungkan begitu teratur maka ada masa atau waktu yang mengiringi. Kehidupan di dunia memang erat dengan suatu masa yang dapat dijadikan tanda terjadinya peristiwa, yang lalu dan yang akan datang. Dua masa yang pasti semua makhluk mengalami, ada yang ber-revolusi ada juga yang ber-evolusi, ada yang punah ada yang masih bertahan meskipun langka, ada yang lama dan ada yang baru. Begitulah kehidupan berjalan, ada yang ditinggalkan ada pula yang datang. Selayaknya peristiwa lama yang diridukan dan peristiwa baru yang disambut dengan suka cita.

Ada yang membuat menarik dari sebuah kehidupan, mengapa menarik? Karena kehidupan bersifat fluktuatif. Kehidupan tidak menetap pada suatu tempat atau keadaan, akan selalu berpindah dan akan akan selalu berubah. Terkadang kita berada di tempat tinggi dan juga berada di tempat rendah. Selalu ada alasan ketika kita di tempatkan di suatu tempat, misalnya kita di tempatkan pada titik terendah dalam hidup yang tujuannya agar kita bisa menengadah dan memohon petunjuk pada Allah.

Jika kita meluangkan waktu untuk merenung atas apa yang sudah terjadi dalam kehidupan, maka akan mudah untuk kita menemukan jawaban mengapa kehidupan ini begitu teratur. Merenungkan bukan asal merenung, tapi dengan kemurnian hati dan keterbukaan pikiran yang sama-sama berjalan.

                                                                                                                       

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar