Jadi
setelah aku baca pengalaman-pengalaman nyantri atau mondok atau mencari ilmu agama dan dunia di
pesantren, rasa penyesalan di dalam lubuk hatiku yang paling dalam terdapat
penyesalan yang nyesel nya itu nyesel banget. Sebenernya udah nyesel sejak 2015
an seusai aku pesantren kilat selama satu minggu, emang kilat banget sih tappi
aku merasakan hal yang berbeda sementara itu baru dasar-dasar dalam mempelajari
sholat yang benar dan sesuai hadits Rasulullah. Aku merasa kok aku sangat minim
dalam pengetahuan agama, apakah pengetahuanku hanya segini dan selama ini
pelajaran agama di sekolah umum kurang dan kurang masuk ke hati gitu atau
kurang paham sih akunya. Aku merasakan luar biasa setelah tau bagaimana sholat
yang bener, wudhu yang bener, bacaan sholat yang sesuai tuntunan dan
sholat-sholat sunah yang dianjurkan. Setelah aku tau dan mengamalkannya, aku
lebih merasakan hal yang sebelumnya belum pernah aku rasakan, yaitu tentram
setelah sholat dan bisa merasakan ketenangan setelah membaca Al-Qur’an. Aku
lebih memaknai bahwa ibadah itu perihal hati, hatimu terpaut atau tidak, hatimu
bersih atau tidak, hatimu sehat atau tidak dan sebagainya. Ketika aku memahami
syariat dan mengamalkannya, otomatis aku pun juga melibatkan hati dalam
melakukannya. Semua berasa indah, nyaman, ikhlas dan pasrah ketika beribadah. Semua
memang ada ilmunya, dan manusia harus mencari itu untuk mendapatkan kenyamanan
dan ketentraman dalam beribadah. Jika sudah seperti ini, sesulit apapun
keadannya mudah dilalui, tetapi memang harus tertib dan terus mencari ilmunya.
Dan aku
yang basic nya sekolah umum, tentu dirasa sulit (menurutku) untuk mencari dan
fokus ke ilmu agama, begitupun teman dan lingkungannya. Tetapi, aku tetap
bersyukur selalu bertemu dengan orang-orang yang menginspirasiku untuk tetap
bisa belajar agama. Menurutku ini sebuah tantangan sih, bagaimana kita tetap
bisa belajar agama sedangkan kita berada di lingkungan yang kurang pemahamannya
terhadap agama. Ini pun juga ujian bagiku untuk menahan godaan yang dilarang
agama dan mengklarifikasi pemahaman-pemahaman tentang syariah yang ada di Islam
sesuai dengan pemahamanku, nah dalam hal ini aku juga mempunyai keterbatasan
dalam menyampaikan kepada orang-orang yang berada di sekitarku atau yang lebih intens adalah teman, karena mereka juga secara langsung atau tidak langsung membawa dampak baik atau buruk bagiku sekaligus melaksanakan perintah Allah sih "sampaikan walau hanya satu ayat", tetapi aku sebisa mungkin terus memperbaiki dengan belajar dan
mencari sumber yang sesuai Alquran dan hadits. Untuk membuat mereka paham aku
tidak langsung mengelak pemahaman mereka, ya sedikit-dikit untuk menjelaskan
dengan bahasa yang tidak menggurui dan dapat dipahami. Tetapi, disamping itu
aku juga belajar lebih dari pengalaman-pengalaman yang terjadi. Lebih memaknai
pengalaman dan cerita orang lain sih dari pada pengalaman sendiri, karena sulit
untuk menilai diri sendiri yang seringkali dikalahkan dengan besarnya ego. Pengalaman
dan cerita orang lain itu lebih variatif dan aku harus bisa mengambil hikmahnya
tanpa merasakan kepahitan yang dialami orang tersebut. Nah disini aku selalu
melibatkan tuntunan Al Qur’an dan hadits dalam mengambil hikmah dan mencari
solusi. Disini akumerasakan banget Al-Qur’an dan hadits itu peranannya sangat
besar dalam kehidupan kita sebagai manusia, benar-benar the key to real life. Tetapi,
dalam hal ini aku selalu bertukar pikiran dengan teman yang paham tentang
agama, tidak serta merta aku menyimpulkan sendiri, kadang juga tanpa sengaja
ada video dakwah yang bersangkutan dan jadi tambah paham. Aku pengen banget
punya guru dalam pemahamanku tentang Al-Qur’an dan hadits, soalnya kalau
seperti ini terus aku sulit untuk selalu istiqomah dalam mencari ilmu agama. Kadang
malah fokus ke dunia terlalu banyak sampai terkadang lupa akan menemukan solusi
dalam kehidupan yang sebenarnya ada di dalam Al-Qur’an dan hadits. Disinilah
letak penyesalanku dulu waktu SMP-SMA nggak pernah belajar di pesantren. Aku lebih
mementingkan dunia karena tidak tahu ilmu agama yang melibatkan jiwa dan hati
sehingga pahaman makna kehidupan sesungguhnya. Tetapi tetap bersyukur karena
diberi kesadaran bahwa ilmu agama itu important for life dan jangan terlalu
fokus sama dunia. Semoga kelak bisa merasakan kehidupan pesantren yang katanya
menyenangkan..aamiin J