Manusia itu biasa
dengan masalah yang kemudian disusul dengan masalah naik turunnya iman. Galau,
bingung, merasa rendah, merasa sendiri…itulah yang dirasakan.
Saat saat itulah
manusia lupa diri dan tentu saja lupa dengan Tuhan nya. Padahal Allah
senantiasa mengingatkan untuk tidak bersedih, tidak merasa lemah, karena Allah
selalu bersama kita. La tahzan innallaha ma’ana, Wa la takhinu Wa la tahzanu… Manusia
seringkali lupa menyertakan Allah dalam hidupnya, akhirnya berdampak pada hati
yang kurang ikhlas pada segala sesutau yang terjadi di dunia. Ketika ada
masalah, yang dipikirkan adalah beratnya masalah itu, lemahnya diri dan melihat
nikmat-nikmat orang lain yang berada di atasnya, padahal jika mereka tau Allah
sudah menunjukkan jalan keluar dari masalahnya, Allah sudah memberi
nikmat-nikmat yang luar biasa setiap harinya (nikmat sehat, bernafas,
orang-orang terkasih, makanan, minuman, pakaian, dll), dan mereka juga lupa
untuk selalu melihat yang dibawahnya yaitu orang-orang yang ujiannya lebih berat
darinya. Manusia sering kali kufur nikmat karena kurang bersyukur, obat dari
kufur sendiri yaitu bersyukur dengan itu hati menjadi IKHLAS menerima segala
yang ditakdirkan kita dan segala yang
kita lakukan dalam rangka ibadah. Padahal setiap manusia mengalami fase-fase
yang pasti dilewatinya yaitu fase bersikekang dengan mengedepankan ego, fase marah
dengan keadaan yang terjadi, fase depresi karena jatuhnya ekspektasi, fase
tawar menawar dengan diri sendiri untuk mencari jalan keluar (tawakal) dan fase
IKHLAS yang merupakan puncak dari fase-fase kehidupan. Ada saatnya kita
berpasrah akan suatu usaha, bukan berpasrah pada keadaan. Berusaha sebaik
mungkin lalu ikhlas kan dengan keberpasrahan.
Manusia seringkali lupa
bahwa tujuan hidupnya adalah alam akhirat, seringkali lupa akan bekal di
akhirat nanti, seringkali acuh terhadap amalan-amalan yang sebenarnya bisa
menolongnya di kehidupan yang kekal nanti. Ya..itulah manusia, tetapi jangan
bangga dan menganggap hal wajar dengan kelalaian-kelalaian yang diperbuat, mari
kita sadarkan diri kita dengan keIKHLASan hati dan keberpasrahan diri hanya
untuk tujuan hidup kita yang abadi. Mari saling mengingatkan dan membangun diri
untuk selalu IKHLAS dan TAWAKAL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar