Minggu, 11 November 2018

KETIKA RAPUH...


Manusia itu biasa dengan masalah yang kemudian disusul dengan masalah naik turunnya iman. Galau, bingung, merasa rendah, merasa sendiri…itulah yang dirasakan.
Saat saat itulah manusia lupa diri dan tentu saja lupa dengan Tuhan nya. Padahal Allah senantiasa mengingatkan untuk tidak bersedih, tidak merasa lemah, karena Allah selalu bersama kita. La tahzan innallaha ma’ana, Wa la takhinu Wa la tahzanu… Manusia seringkali lupa menyertakan Allah dalam hidupnya, akhirnya berdampak pada hati yang kurang ikhlas pada segala sesutau yang terjadi di dunia. Ketika ada masalah, yang dipikirkan adalah beratnya masalah itu, lemahnya diri dan melihat nikmat-nikmat orang lain yang berada di atasnya, padahal jika mereka tau Allah sudah menunjukkan jalan keluar dari masalahnya, Allah sudah memberi nikmat-nikmat yang luar biasa setiap harinya (nikmat sehat, bernafas, orang-orang terkasih, makanan, minuman, pakaian, dll), dan mereka juga lupa untuk selalu melihat yang dibawahnya yaitu orang-orang yang ujiannya lebih berat darinya. Manusia sering kali kufur nikmat karena kurang bersyukur, obat dari kufur sendiri yaitu bersyukur dengan itu hati menjadi IKHLAS menerima segala yang  ditakdirkan kita dan segala yang kita lakukan dalam rangka ibadah. Padahal setiap manusia mengalami fase-fase yang pasti dilewatinya yaitu fase bersikekang dengan mengedepankan ego, fase marah dengan keadaan yang terjadi, fase depresi karena jatuhnya ekspektasi, fase tawar menawar dengan diri sendiri untuk mencari jalan keluar (tawakal) dan fase IKHLAS yang merupakan puncak dari fase-fase kehidupan. Ada saatnya kita berpasrah akan suatu usaha, bukan berpasrah pada keadaan. Berusaha sebaik mungkin lalu ikhlas kan dengan keberpasrahan.
Manusia seringkali lupa bahwa tujuan hidupnya adalah alam akhirat, seringkali lupa akan bekal di akhirat nanti, seringkali acuh terhadap amalan-amalan yang sebenarnya bisa menolongnya di kehidupan yang kekal nanti. Ya..itulah manusia, tetapi jangan bangga dan menganggap hal wajar dengan kelalaian-kelalaian yang diperbuat, mari kita sadarkan diri kita dengan keIKHLASan hati dan keberpasrahan diri hanya untuk tujuan hidup kita yang abadi. Mari saling mengingatkan dan membangun diri untuk selalu IKHLAS dan TAWAKAL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar