Senin, 30 Desember 2019

Merenung: Menyambut Akhir Tahun

Tanggal 29 Desember 2019, dalam halaqah ahad pagi.
Pemateri: Ustdz. Fathkhurakhim

Tema: Refleksi Akhir Tahun
Refleksi yang dimaksud dalam hal ini adalah merenungkan dalam artian membaca atau merenungi setahun yang lalu kita sudah melakukan apa saja. Gerakan atau perubahan apa yang sudah dilalui. Di akhir tahun ini (tahun masehi) kita memang tidak lepas dari kalender masehi karena dalam aktivitas sehari-hari di negara kita masih menggunakan penanggalan masehi. Artinya orang-orang di Indonesia tidak lepas dari perayaan tahun baru masehi. Menyambut tahun baru identik dengan perayaan yang bermacam-macam dari liburan sampai menyalakan kembang api dan dari yang bermanfaat sampai yang membawa mudharat. Itu adalah sebuah pilihan, kita menyambut dengan yang bermanfaat atau yang mudharat.

Akhir tahun ini banyak yang menyiapkan untuk menyambut tahun baru di akhir tahun. Seringkali diri lupa untuk merenungi apa saja yang sudah dilalui dan apakah sudah menyiapkan resolusi-resolusi tahun berikutnya? boleh saja kita menyambut tahun baru, tapi baiknya adalah merenungi apa saja yang sudah terjadi dalam hidup. "Jika hari ini sama dengan yang lalu, maka kita akan rugi dan jika hari ini lebih buruk dari yang lalu, maka itu adalah sebuah bencana". Itulah mengapa pentingnya merenungi diri kita untuk melakukan suatu perubahan dan perbaikan dalam hidup.

Dalam QS.Al Fathir menyebutkan beberapa golongan, yaitu ada 3 golongan manusia:
1. Golongan manusia yang mendzalimi diri sendiri, yang suka berbuat maksiat dan tidak sadarkan diri bahwa ia mendzalimi diri sendiri. Golongan manusia ini dikendalikan dengan Nafsu Ammarah, yaitu nafsu yang berbahaya jika melekat dalam diri manusia. Nafsu ini bisa dikatakan mematikan rohani dalam diri manusia.
2. Golongan manusia yang yang tengah-tengah (Al Muktasit), manusia golongan ini sering lalai dalam kehidupannya meskipun lalai, tapi tidak lupa untuk beristighfar atau memohon ampun. Golongan ini dikendalikan oleh Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ketika melakukan kesalahan maka akan bertaubat dan berusaha untuk tidak mengulangi nya lagi.
3. Golongan manusia yang berusaha menjadi yang terbaik (Sabiqun bil Khairat), golongan manusia yang senantiasa menjaga lisan dan suka berbuat kebaikan. Golongan ini dikendalikan oleh nafsu Mutmainnah, yaitu nafsu yang baik atau yang disenangi oleh Allah.

Manusia adalah makhluk yang sempurna karena mempunyai keunggulan yaitu nafsu, akal dan rohani. Tidak ada makhluk ciptaan Allah yang mempunyai ketiga unsur tersebut selain manusia. Manusia (Al Mukarawun) bisa melebihi malaikat jika dapat mengendalikan ketiga unsur tersebut. Malaikat hanya mempunyai akal dan rohani tapi tidak mempunyai nafsu sedangkan setan hanya memiliki nafsu dan akal tetapi tidak memiliki rohani. Karena itu manusia di labeli dengan makhluk yang sempurna. Jangan sampai kita menjadi manusia yang Dzalimu Lil Nafsi yaitu manusia yang cenderung pada nafsu yang akhirnya menjadi dzalim, tetapi menjadi manusia yang Sabiqun bil Khairat. Aamiin

Sabtu, 21 Desember 2019

.

Ada kalanya sebuah luka hadir karena terluka atau bahkan melukai
Luka dari orang lain dan luka yang dibuat sendiri adalah sama-sama pedih
Mungkin hanya diri sendiri yang tau ketika luka yang dibuat sendiri itu hadir

Ketika diri merasa menyakiti hati orang lain ada sebuah trauma yang mengikuti, sama dengan hati yang dilukai oleh orang lain. Kehadiran luka yang lama menyelimuti dan enggan lagi melakukan kesalahan yang sama. Takut akan hukum alam yang bekerja di dunia, diri sendiri pun enggan menjadi dungu jika melakukan hal yang sama. 
Rasa takut itu bertumbuh seiring dengan tumbuhnya waspada, ada hati orang lain yang harus dijaga. Rasanya enggan berurusan dengan hati jika didasari dengan keraguan. Ragu adalah tanda tak yakin yang bisa saja dicederai, entah sama sama menciderai atau salah satu dari nya. 
Entah rasa takut itu sulit dihilangkan, hingga waspada juga semakin tumbuh subur dan mengundang ego diri. Tidak mau menyakiti, wajar saja ketika ada yang hadir rasanya ingin bergegas pergi dan menghilang dari dunia. Bukan karena enggan menyambut, hanya saja takut menyakiti atau ketika kondisi hati sedang buruk waspada itu berubah menjadi takut untuk disakiti.
Entah juga, terkadang sulit untuk mengerti diri sendiri kenapa tak kunjung lepas dari rasa yang bertumbuh dari takut. Ingin rasanya menyalahkan ketulusan dulu terpelihara pada hati yang salah, tapi ada yang lebih baik dari itu yaitu mengikhlaskan  :) 

Selasa, 19 November 2019

New Header


Header blog “WRITING FOR HEALING”
Sebuah ungkapan kejujuran
Tidak ada yang menyembuhkan kecuali menulis
Dalam kesendirian dan tidak ada lagi yang menyapa
Hanya ada aku dan emosi sesaat
Tak mampu berbuat apa-apa selain menulis dan menangis
Bukan menangis karena lemah
Menangis untuk mengembalikan kekuatan
Yang terkadang diri ini mulai lelah dengan beban-beban yang tak berarti
Kurang percaya diri dengan diri sendiri
Kurang bersyukur atas segala nikmat yang diberi
Kurang sadar dengan besarnya potensi diri
Terlalu memikirkan hal-hal yang memberatkan
Langkah terkadang terhenti
Kaki dirasa ada yang menahan hingga tak mampu melangkah
Jatuh dan sulit berdiri
Terkadang kata-kata yang dituliskan
Seolah seperti mengulurkan tangan pada diri yang jatuh dan tak mampu bangkit
Segala yang ditulis bukan apa yang terjadi
Segala yang ditulis hanya emosi yang terjadi
Segala yang ditulis bukan berarti apa yang menimpa
Segala yang ditulis hanya segala apa yang dirasa
Tidak semuanya benar dan tidak semuanya berwujud
Terkadang hanya emosi sesaat yang terbendung lewat kata-kata

Sabtu, 16 November 2019

oke


Biarlah berjalan seperti ini
Kadang takdir tidak serta merta mengiyakan semua harapan kita
Biarlah berjalan seperti ini
Meskipun sakit, tapi tetap menempuh langkah
Biarlah berjalan seperti ini
Tertatih mengenang kata-katamu yang mungkin menjadi harapan semu
Biarlah berjalan seperti ini          
Tanpa adanya  titik terang
Biarlah berjalan seperti ini
Meski raga dan jiwa entah kemana
Biarlah berjalan seperti ini
Aku diam, kamu diam dan seluruh alam diam
Biarlah seperti ini
Seolah akan berlalu
Tapi nantinya akan mengadu
Siapa yang jadi pemenang
 Dalam adu sebuah ketidakpastian
Selamat untuk diriku yang terjerembab dalam ruang semu



Rabu, 13 November 2019

NovembeRide



Dirasa bulan November adalah bulan dimana menjadi sebuah titik
Entah titik apa, yang jelas banyak rintangannya
Titik balik, titik mulai dan titik akhir
Entah tahun ini jatuh pada titik yang mana
Dirasa bulan November terlalu banyak drama
Hingga diri yang menyusuri bingung
Alur ceritanya susah ditebak
Membingungkan dan menyedihkan
Kenapa banyak pahit dan tangisnya
Hanya saja kali ini,tidak terlalu nampak
Karena sibuk dengan hal lain
Tidak mau terlalu fokus dengan banyaknya drama yang dijalani
Hanya ingin fokus pada suatu hal yang nanti membawa ke arah yang lebih baik
Apalah daya, hanya manusia yang lemah tanpa daya
Hidup memang antara sabar dan syukur
Sabar untuk ujian
Dan syukur untuk nikmat
Pesanku..jangan menyerah 
Kendalikan diri yang kini terlampau jauh dari kendali


Selasa, 22 Oktober 2019

Prinsip, Ego dan Nafsu


Prinsip yang sudah dibangun sekian lama akan pudar jika tidak terjaga, pudar dengan keterpaksaan karena pengaruh. Bukannya menyalahkan pengaruh, hanya saja menyesal karena pertahanan diri yang mulai lemah. Bukan aku yang ingin, tapi kadang nafsu lebih menggiurkan disaat lengah dan setelah itu meyesal karena sifatnya hanya sesaat.  Menyadari kadang juga terlambat setelah melangkah mengikuti hawa nafsu yang pandai mengajak diri untuk mengikutinya.

Kadang terusik dengan lingkungan yang kurang mendukung sebuah prinsip, tapi mungkin inilah cara Allah agar aku tidak hanya hidup dengan sisi yang menurutku baik. Banyak hal yang harus dipelajari dan dipahami, tidak serta merta teguh pada ego diri. Ya, kadang egoku mendominasi sampai membutakan kemana emosi harus pergi. Mungkin dengan berbagai kondisi di sekitar mampu mengajarkan untuk memanajemen ego yang menjadi alasan.

Tapi dengan segala masalah yang ada, prinsip vs nafsu menjadi sebuah dilematika yang mengantarkan pada diri sendiri agar terukur seberapa kuat prinsip dan seberapa kuat diri menahan nafsu. Benar adanya kalau ada yang mengatakan, lawan terberat adalah diri sendiri. Semakin diri ini melawan semakin pula pergolakan di dalam diri sendiri memanas, kadang sampai bingung apa yang sebenarnya terjadi seperti ada masalah tapi tidak nampak. Mungkin pergolakan batin dan perang melawan diri sendiri adalah suatu hal yang melelahkan, jika tidak mengalah dengan ego lalu berdamai dengan diri sendiri.

Semoga tetap berjalan dengan semestinya, berpegang pada prinsip dan tidak ada yang tersakiti. Jika diri terluka, maka ikhlaskan karena disitu masih ada hikmah yaitu belajar dan jangan menyakiti setelahnya. Tidak ada salahnya belajar dari luka. Dan jika langkah ini membawa pada tujuan yang semestinya, semoga Allah tetap melindungi dan meridhoi.


Selasa, 24 September 2019

Fase Perjuangan


Setelah merasakan dan berfikir..

Kini mulai menyadari, bahwa semua yang kita dapatkan harus melewati proses dan juga kerja keras. Hasil akan mustahil jika didapatkan dengan serta merta gratis tanpa usaha. Konyol, jika menginginkan suatu hal  tanpa bersusah payah. Mungkin ada banyak diluar sana yang mendapatkan keinginannya dengan mudah dan ada yang dengan mudahnya menuruti liarnya hawa nafsu yang tak pernah ada habisnya.

Tapi..
Jika tanpa kerja keras, usaha, komitmen, niat, sabar, ikhlas dan doa maka hasilnya akan menjadi suatu hal yang kurang berharga. Keinginan yang hanya sekedar keinginan tak bernilai, setelah mendapatkan ingin mengacuhkan atau membuang karena sudah merasa puas dan mudah mendapatkannya. Justru sesuatu yang berharga itu didapat dengan kesulitan, luka, rasa bosan, pedih, tersiksa, kerja keras dan menahan sesuatu hal yang sebenarnya bisa dilakukan tetapi harus menahan karena perihal waktu atau kesempatan.

Perihal waktu

Sabar adalah erat kaitannya dengan waktu, begitupun usaha yang tak luput dengan hasil. Hasil yang diusahakan tidak selalu cepat, tetapi pasti tiba di waktu yang tepat. Usaha keras, sabar dan ikhlas serta doa akan menjadi jawaban terindah jika diiringi dengan syukur. Akan tiba masanya kerja keras yang diusahakan selama berjuang akan terbayar lunas selagi komitmen dan tidak goyah. Sesuatu yang berharga diperoleh dengan cara yang tidak mudah, harus bersusah payah bahkan sampai berdarah-darah. Seperti layaknya emas dan permata yang mendapatkannya harus menggali jauh di dasar bumi setelah itu harus diolah kembali agar menjadi sesuatu yang berharga.

Memaknai sebuah perjuangan adalah agar paham tentang sebuah hasil. Hasil yang dinikmati tidak lagi menjadi milik sendiri tetapi juga tidak segan untuk berbagi..karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama.

Rabu, 04 September 2019

Sibuk Dengan Kalian

Lama tak bersua
Semua terjadi karena mereka yang mewarnai selama 45 hari
Mereka yang memberi warna tawa dan tangis
Mereka yang membuat lupa semua tentang beban yang selama ini
Mereka yang menyadarkan tentang berbagai sisi kehidupan
Dan lewat mereka Allah menitipkan kerinduan yang sudah terjalin mulai sekarang
Sekian detik berpisah sudah merasakan kerinduan
Entah bagaimana nanti jika berpisah
Benar, jika ini hanya kegiatan yang akan berlalu
Tapi, bagiku lebih dari sekedar itu
Sudahlah...
Kita nikmati masa-masa ini sebelum berpisah
Seberapa susah, seberapa berat
Semua itu mudah jika kita bersama dan saling menguatkan


Sabtu, 20 Juli 2019

Sampai Kapan Laga Perang Dagang Akan Berakhir?


Perang dagang yang di mulai oleh Donald Trump masih berlanjut hingga saat ini. Pada tanggal 31 Mei 2019 Donald Trump mengumumkan tarif impor dari Meksiko sebesar 5 persen yang berlaku mulai 10 Juni 2019. Hal ini juga terjadi sebelumnya oleh China yang mendapat tarif 25 persen atau senilai USD 200 miliar pada bulan Mei lalu. China juga menyayangkan keputusan yang diambil Amerika, tapi China juga membalas dengan menaikkan tarif impor untuk barang-barang asal AS yang senilai US$60 miliar pada 1 Juni 2019. Perang dagang yang dipelopori oleh Donald Trump ini tentu membawa dampak perekonomian global, bukan sekedar negara-negara yang dikenakan kenaikan tarif impor yang merasakan dampaknya. Mengingat Amerika dan China adalah negara adidaya dengan perekonomian yang kuat maka kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan akan secara langsung berpengaruh pada negara-negara lain. Donald Trump sampai saat ini masih mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang cukup mengkhawatirkan bagi negara-negara lain.
Lalu apakah dampaknya perang dagang bagi perekonomian Indonesia? Dalam hal ini tentu saja yang berdampak secara langsung adalah ekspor yang kini tidak lagi bisa menjadi andalan karena Amerika adalah mitra dagang Indonesia kedua yang menyumbang total ekspor Indonesia. Selain itu, Indonesia termasuk negara yang melakukan ekspor bahan mentah diantara dua negara yaitu Amerika dan China, inilah alasan mengapa Indonesia terkena dampak secara langsung perihal ekspor. Defisit neraca perdagangan Indonesia kini semakin melebar, hingga pada April 2019 BPS menyebutkan defisit tembus US$ 2,5 miliar.
Seiring dengan defisit nya neraca perdagangnya, juga disusul dengan naiknya neraca anggaran karena turunnya Pph migas dan perlambatan penerimaan pajak sedangkan realisasi belanja tidak beda jauh dengan tahun lalu. Menurut menteri keuangan “Perang dagang ini akan berlangsung lama karena, sehingga Indonesia harus hati-hati dan waspada dalam menjaga ekonomi global”.

Selasa, 18 Juni 2019

Sebuah Rasa



Sudah lama rasa ini bersembunyi di relung yang dalam
Bersemayam penuh dengan kedamaian
Tak peduli akan puisi atau ungkapan
Tak juga mengenal rindu yang menyakitkan
Entah,
Semenjak itu..
Kembali kepada kenangan dan harapan
Kini rasa itu kembali
Takut..jika rasa itu mengusik sampai dalam
Memang hanya diri sendiri yang bisa menghentikan
Bodohnya..terkadang menuruti bisikan-bisikan dari rasa itu
Ingin saja menghapusnya, karena tak pandai mengobati jika terluka
Kesalahan ini adalah rasa yang tidak tepat pada waktunya
Rasa yang mampu dilukai oleh takdir
Bukan salah takdir tapi salah diri sendiri
Salah diri sendiri yang dengan mudahnya menghadirkan tanpa berfikir
Sulit rasanya mencari kedamaian itu kembali
"Kedamaian yang tanpa rasa"
Seandainya..
Rasa itu mengerti akan waktu
Ingin sekali memperjuangkannya
Berharap rasa ini tidak menjadi luka
Dear (titik titik)
Tinggalkan diri ini sejenak, berjuanglah untuk dirimu
Untuk kebaikanmu, jangan biarkan dirimu juga terluka
Jaga diri baik baik
Jangan lupa terus berdoa kepada Sang pemilik waktu
Jangan lupa meminta pentunjuk kepada Sang pemilik hati
Dan jangan lupa untuk kembali
Di waktu yang tepat saat rasa itu masih terikat
Tapi..
Jika takdir yang menghapus rasa, maka jangan ragu untuk pergi
Jika waktu yang mendahului menjawab takdir yang ditunggu, maka mari kita ikhlaskan


Dari,
Sebuah rasa yang menunggu


Sabtu, 08 Juni 2019

Sharing is Caring: Menuju Pernikahan



Sebenernya udah lama mau nulis ini, waktu pertama lihat video you tube nya gita savitri yang membahas tentang menikah. Doi belum menikah pada waktu itu, dan sekarang sudah menikah. Di video itu dia membahas perihal latah menikah. Latah menikah adalah seputar menikah karena tuntutan usia, sebuah trend atau gara-gara di bully teman. Fenomena latah menikah ini menurutnya hanya sekedar ikut-ikutan menikah karena lingkungan mendukung peristiwa itu, bukan karena kesiapan dari seseorang yang melakukan latah menikah tadi. Itu gambaran kasarnya, mereka yang mengikuti latah menikah ini kebanyakan orang-orang yang sensitif perihal status sosial di lingkungannya, menganggap dirinya berbeda (belum menikah) adalah hal yang kurang wajar dan mungkin tidak nyaman saat berada di lingkungan. Untuk menutup hal itu, latah menikah adalah jawaban yang menurutnya tepat.

Disini, bukan menjudge mereka yang menikah muda adalah yang latah menikah. Tetapi lebih kepada orang-orang yang menikah hanya sekedar alasan untuk menutup atau membungkam mulut-mulut mereka yang membully atau alasan diri sendiri yang risih pada status sosial. Padahal menikah adalah suatu perjalanan yang butuh bekal dan kesiapan lahir batin. Menikah akan sangat berat, jika hanya bebekal suatu teori atau hanya berbekal ego diri karena dibully. Menikah akan mudah, jika seseorang menjadi pembelajar yang ulung. Pembelajar disini dimulai dari sebelum menikah, ketika diri sudah mulai dewasa dan menyadari bahwa menikah itu perlu maka lebih baik bersegera mencari tau apa saja bekal untuk menikah. Bukan hanya perihal akad atau resepsi yang dipersiapkan tetapi lebih kepada kematangan ego dan kesiapan diri. Mungkin lebih tepatnya mencari informasi kepada mereka yang sudah menjalaninya, jadi dapat menggali informasi dari yang sudah berpengalaman. Lebih banyak ngobrol dengan mereka-mereka yang sudah menikah agar kelak ketika dihadapkan dengan permasalahan rumah tangga tidak begitu kaget. Berlatih selagi sigle, berlatih dengan menghadapi permasalahan-permasalahan saat ini agar ketika menghadapi permasalahan yang akan datang lihai mengatasinya, bukan mudah tapi lebih karena terbiasa. Semoga tidak bosan menjadi pembelajar yang ulung, entah jodoh atau maut yang mendahului. Niat awal hidup hanya mencari RidhoNya, maka menikah adalah salah satu tuntunan yang mendekatkan kita dengan RidhoNya. 

Rabu, 15 Mei 2019

Yuk Jadi Generasi Outlier Millenial



Terinspirasi dari Rahmat Dwi Putranto (CEO Legal Go) di start up and youth empowerment talks Indonesia Scholarship Festival 2019. 
Outlier Milenial adalah generasi milenial yang berbeda dengan generasi milenial pada umumnya. Yang dimaksud pada umumnya adalah mereka yang melek teknologi tapi hanya sebatas untuk kepentingan sosial media atau game, mereka yang menjadi malas karena ketergantungan teknologi, mereka yang anti sosial karena mengandalkan sosial media untuk berkomunikasi, dan lain sebagainya. Outlier yang dimaksud disini adalah keluar dari zona nyaman dibalik pandangan-pandangan secara umum generasi milenial itu sendiri, misalnya memanfaatkan teknologi untuk membantu suatu karya yang sesuai dengan passion/kegemaran nya dan tidak ketergantungan pada sosial media yang mengakibatkan enggan bersosialisasi secara langsung. Outlier milenial cenderung menggantungkan segala hal pada usaha-usaha dan proses yang dilakukan, tidak bergantung pada suatu hal yang membuatnya tidak mandiri. Dengan tetap memanfaatkan teknologi, bahkan perlu tetapi hanya sebatas untuk membantu karena efisiensi dan mengikuti perkembangan jaman yang semakin canggih. Oleh karena itu outlier milenial juga tidak boleh tertinggal oleh teknologi, karena pemanfaatan teknologi ini selalu berkembang dan mampu merubah pola kehidupan yang ada di masyarakat.
Dibalik pandangan secara umum generasi milenial tentu ada ketakutan-ketakutan yang dirasakan generasi milenial pada umumnya, yaitu:
1.      Merasa pencapaiannya tidak dihargai atau diapresiasi orang lain. Ketakutan ini merupakan suatu penyakit karena kurang menghargai diri sendiri, potensi yang ada bisa hilang karena tidak percaya diri dan terlalu merendahkan diri sendiri.
2.      Terlalu fokus pada pencapaian orang lain. Hal ini dapat memecah fokus pada tujuan dari impian dan membandingkan pencapaian diri sendiri dan orang lain. Padahal proses kesuksesan dari masing-masing orang itu berbeda.    
3.      Shame, guilt and hatred. Tiga hal yang harus di delete dari pemikiran generasi millenial, karena ketiganya adalah toxic yang mampu menghambat tujuan yang akan di raih. tapi, ketiganya juga perlu dalam kadar dan situasi tertentu agar semuanya seimbang. contohnya: ketika menghadapi suatu kegagalan adakalanya kita malu untuk membangun rasa bersalah dan akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

The can do, will do generationGenerasi milenial harus dapat melakukan hal-hal yang dapat dijadikan bekal dalam menghadapi masa depan yang serba canggih dan menjadikan kemampuannya untuk melahirkan suatu karya yang bermanfaat, selain itu dapat menakhlukan ketakutan-ketakutan generasi milenial seperti banyak ide tapi tanpa eksekusi dan kurang menghargai pencapaian diri sendiri.
Tips untuk menjadi Outlier Milenial:
1.      Generalist & Spesialist they both needed in this world
Menjadi seseorang yang generalis (cakap dalam berbagai bidang) atau menjadi seseorang yang spesialis (ahli dalam satu bidang) keduanya sama sama dibutuhkan di dunia ini. Untuk menjadi generalis harus pandai mengatur atau memanajemen waktu dan tenaga sesuai dengan kemampuan sedangkan untuk menjadi spesialis harus fokus pada satu bidang untuk lebih pintar dalam menggali potensi yang sesuai dengan kemampuan.
2.      Mix your passion with practicality into a real work
Setiap orang pasti mempunyai passion masing-masing. Sebuah passion harus dapat menghasilkan suatu karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau minimal bermanfaat untuk diri sendiri.
3.      At the end of the day it’s all
Tentang sebuah usaha untuk mengeksukusi ide. Ide itu sangat murah bahkan tak ternilai jika hanya sekedar di pikiran saja, berbeda dengan suatu ide yang diusahakan atau dieksekusi dengan terencana dan menghasilkan sebuah karya. Yang terpenting adalah mewujudkan sebuah ide menjadi nyata.
4.      Nothing in life comes easy so why do you expect something out of a quote
Sebagai generasi milenial tentu seringkali menemukan quote-quote yang laur biasa dari sosial media, tetapi quote-quote itu jangan hanya dijadikan sebuah acuan dalam hidup. Boleh saja kata-kata mutiara itu dijadikan motivasi, tetapi yang lebih penting adalah melakukan sebuah usaha untuk menggapai impian atau tujuan.

Yuk, jadi generasi outlier millennial yang ngga sekedar menggila di medsos tapi juga menggila dalam berproses. Semangat ! semoga Allah meridhoi dan memberikan taufiq untuk tujuan dan mimpi baik kita J

Sabtu, 11 Mei 2019

Review Buku: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat (Mark Manson)



Sebuah buku motivasi yang unik, dari judulnya sudah mampu membuat orang mengernyitkan dahi. Dengan tampilan cover oranye dengan tulisan judul bewarna hitam sehingga nampak sangat jelas dengan isi buku 246 halaman. Mark Manson adalah seorang blogger asal New York dengan 2 juta pembaca, ini adalah buku pertama kali yang sukses karena diklaim “buku terlaris” oleh New York Times dan Global and Mail.

Pertama kali baca, agak kurang srek di hati karena emang agak kurang dapet feel kalau baca buku terjemahan. Tapi setelah berusaha untuk membaca lagi, sangat menarik. Menarik karena dalam buku ini, memandang kehidupan dengan sudut pandang yang berbeda dengan pandangan hidup yang kebanyakan orang yakini. Buku ini mampu mengulas permasalahan hidup yang sebenarnya terjadi dan bagaimana manusia seharusnya menghadapi.

Di bagian awal menceritakan seseorang yang hidupnya berantakan dan penuh masalah, tetapi pada akhirnya sukses karena dia menjadi seseorang yang mau mengakui keburukan-keburukan yang dilakukan dan konsisten terhadap mimpinya. Bab-bab selanjutnya banyak cerita yang mewakili kiat-kiat untuk menghadapi hidup yang sesungguhnya. Cerita-cerita tersebut mendukung ilustrasi akan pesan yang disampaikan penulis ke pembaca.

Terdapat 3 seni untuk bersikap bodo amat dalam kehidupan, yaitu #seni 1: Masa bodoh berarti bukan menjadi acuh tak acuh, masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda. Bersikap masa bodoh terhadap kesengsaraan yang menghalangi tujuan, tidak ambil pusing dengan orang-orang yang geram saat melakukan sesuatu yang dirasa benar/penting/mulia. Intinya menemukan hal sulit yang bisa dihadapi dan dinikmati. #seni2: Untuk bisa mengatakan “bodo amat” pada kesulitan, pertama-tama harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan. Maksudnya, menemukan sesuatu yang penting dan bermakna dalam kehidupan, mungkin menjadi cara yang paling produktif untuk memanfaatkan waktu dan tenaga. Karena jika tidak menemukan sesuatu yang penuh arti, perhatian akan tercurah untuk hal-hal yang tanpa makna dan sembrono. #seni 3: Entah disadari atau tidak, selalu memilih suatu untuk diperhatikan. Maksudnya,  kedewasaan muncul ketika seseorang belajar untuk peduli hanya pada sesuatu yang sangat berharga. Seiring bertambahnya usia, identitas mulai menguat, tahu siapa diri kita dan menerima sepenuh hati, termasuk bagian-bagian yang sama sekali tidak membanggakan dan membuat merasa merdeka, hidup apa adanya. Jadi, kita bisa menyisihkan perhatian kita yang semakin berkurang untuk hal-hal yang benar-benar layak dalam kehidupan. Penyederhanaan ini sesungguhnya membuat kita senantiasa merasa sangat bahagia.

Buku ini akan mengubah rasa sakit menjadi hal yang bermanfaat untuk kehidupan, trauma menjadi kekuatan dan masalah menjadi masalah yang baik. Bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi. Ini akan mengajarkan kita untuk membuat mengerti arti kehidupan dan menyortir hal-hal yang penting saja. Dan berhenti menyakiti orang lain yang nantinya akan menyakiti diri sendiri.

Buku ini juga mengajarkan pada suatu prinsip “lakukan sesuatu”, kegagalan terasa tidak penting ketika standar kesuksesan hanya “melakukan sesuatu”. Ketika setiap hasil dianggap sebagai sebuah kemajuan dan penting, inspirasi dilihat sebagai sebuah imbalan ketimbang suatu prasyarat, kita mendorong diri kita lebih maju. Kita merasa bebas untuk gagal, dan kegagalan itulah yang menggertakan kita ke depan.

Katanya (mark manson), kita perlu menolak sesuatu. Jika tidak, kita kehilangan alasan untuk bertahan. Jika tidak ada sesuatu yang lebih baik atau lebih diinginkan dari pada yang lain, kita akan merasa hampa dan hidup kita menjadi tanpa makna. Kita hidup tanpa nilai dan akibatnya kita menghidupi kehidupan tanpa tujuan. Dalam hidup ini ada tiga hal yang sering kita hindari yaitu, karena sulit, karena menakutkan dan karena sama sekali tidak tau apa yang harus dilakukan. Dan ketika kita menghindar dari hal itu, kita membiarkan nilai-nilai sepele dan penuh kebencian membajak otak kita dan mengambil alih hasrat dan ambisi kita. Kuncinya adalah memahami dan melihat diri sebagai sesuatu yang lebih besar dan pada diri kita sendiri.

Kehidupan sekarang yang terjadi di masyarakat adalah sebagian mereka yang berhak atas sesuatu tanpa mau berkorban. Budaya kita sekarang merancukan antara perhatian yang besar, mengira kalau keduanya hal yang sama padahal tidak. Mark manson berpesan kepada pembaca untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, mengambil tanggung jawab atas pilihan-pilihan dan untuk mengejar mimpi tanpa perlu merasa malu dan terkekang.

Dari buku ini banyak manfaat yang bisa diambil, salah satu nya adalah bersikap acuh terhadap pandangan orang lain di hidup kita. Seringkali, kita mudah goyah saat mendengar perkataan orang lain kepada kita, bukannya introspeksi malah baper atau bahkan stres dengan sendirinya. Jika perkataan itu memang sejalan dengan apa yang terjadi maka hadapi itu, tetapi jika tidak maka acuh kan dan buang perkataan mereka. Hadapi yang dimaksud disini adalah jika perkataan mereka memang suatu kenyataan dan terjadi pada diri kita maka perkataan itu dapat menjadi cerminan diri sehingga kita juga harus mau mengakui dan memperbaikinya jika itu suatu hal yang buruk bagi diri kita atau untuk orang lain, bukan malah menghindari dan enggan memperbaiki. Tetapi, dalam buku ini tidak menyarankan kita untuk berusaha keras seperti keluar dari zona nyaman kita dan menggapai mimpi yang setinggi mungkin. Kita disarankan untuk lebih fokus dalam menerima dan menghadapi tantangan-tantangan kehidupan. Semangat untuk kita yang sedang memperbaiki diri dan semoga Allah memudahkan jalan kita dalam berproses.  

Rabu, 01 Mei 2019

Terimakasih April :)


Jika kerinduan ini hanya semu..
Kenapa terasa menyakitkan?
Kenapa terasa pilu?
Waktu itu, rasanya ingin aku berhenti
Berhenti untuk bisa tetap bersamamu
Tetapi…
Aku lebih memilih untuk sebuah kepastian
Aku tau ini bukan saatnya berharap untuk menghentikan waktu
Aku sadar, bukan saatnya untuk terus memaksakan
Jika alam belum merestui untuk kita bersama
Aku tak mau berjalan dengan meraba-raba
Aku lebih memilih untuk terus mencari cahaya
Aku lebih memilih ketenangan untuk tetap taat padaNya
Meskipun lama…aku sudah meminta Allah agar memberiku sabar yang lebih
Aku percaya Allah akan memberikan cahaya untuk kita, entah nanti bersama atau masing-masing
Terimakasih... telah mengajarkan kebaikan
Terimakasih untuk mengajarkan kasih sayang kepada keluarga
Terimakasih telah menjadi seorang lelaki yang menyayangi ibu dan adik-adik
Dengan begitu aku percaya, masih ada laki-laki yang enggan melihat hati perempuan terluka
Dalam diam aku gemar mendoakan mu
Semoga sukses dan sehat selalu 





Rabu, 10 April 2019

Sebuah Titik



Kini aku sedang berada di persimpangan. Tentang semua kehidupan, entah apa yang terjadi kadang aku lewatkan. Yang urgent adalah sampai pada kelalaian yang kadang aku terlena dengan kelalaianku. Aku merasa gelisah dengan titik sekarang. Gelisah itu terus menuntunku sampai berdampak pada kesehatan entah jiwa sampai fisik. Ketenangan pun jarang aku peroleh, yang sering adalah ketenangan yang kuundang lewat “let’s take a deep breath” huh hah. Setiap kali terpikir akan suatu kekhawatiran disetiap sudut hidup yang sebenarnya aku sudah tau konsepnya, tapi aku masih bingung dan gelisah mendalam. Sungguh, kegalauan yang kalau ditimbang jomplang dengan keimanan ku yang ku akui sedang diambang batas. Kritis, miris dan makin teriris setiap harinya. Kalau aku memilih, aku ngga mau berada di titik ini. Tapi aku percaya, ini semua sudah digariskan, ini semua adalah sebuah ujian seberapa sih aku percaya dan yakin sama takdir Allah. Keikhlasan ku di uji, nafsu dunia ku di uji dan komitmen ku pun juga diuji.
Sampai pada titik persimpangan, aku harus cerita dengan seseorang yang menurutku aku percaya. Beliau bilang “berada di posisi persimpangan itu tidak menyenangkan, maka ketika Allah telah menurunkan hidayahNya, bersegeralah mengambil keputusan jalan atau arah mana yang kita pilih, tanpa NANTI dan tanpa TAPI. Jangan kau biarkan hidayahNya menguap seiring hembusan angin yang melenakan, bisikan yang menggiurkan, ajakan yang menyesatkan. Keep spirit untukmu dan kamu bisa kok mengambil keputusan itu”. Banyak nasihat dan motivasi untuk aku terus berjuang karena hakikat hidup memang seperti itu. Allah terus menguji hamba-hambanya, imannya naik atau turun juga tetap diuji. Tergantung kita sebagai hamba menyambutnya seperti apa, tinggal kita sebagai hamba harus berbuat apa, tinggal kita sebagai hamba harus memutuskan untuk tetap taat atau memilih untuk menjauh. Menjauh dan menuruti hawa nafsu adalah bukan keputusan yang tepat, taatlah yang membuat dirimu lebih baik dan kembali memulihkan iman.
Tetap semangat untuk kita semua yang dihadapakan sebuah masalah dan harus mengambil keputusan. Keputusan itu yang menentukan kita bagaimana dan akan menjadi siapa kita nanti di masa depan. Yang diutamakan dunia atau akhirat, hati-hati dalam memilih dan memutuskan. Bersegera untuk hal-hal baik itu HARUS dan kamu bisa J

Senin, 01 April 2019

Antara Fajar dan Senja


Fajar kadang tak selalu nampak pada kata-kata puitis romantis, tetapi terkadang ia nampak pada kata-kata motivasi yang identik dengan pagi karena harus bersemangat.
Berbicara soal senja, banyak pujangga cinta yang menyelipkan kata senja dalam puisi nya. 
Mari berbicara tentang fajar dan senja dengan sisi lain. Bukan untuk memilih fajar atau lebih memilih senja tetapi lebih pada memaknai akan hadirnya keduanya.



Fajar…

Secara nyata, hadirnya fajar jatuh pada pagi hari dimana petangnya malam dihapus perlahan dengan diawali datangnya waktu subuh dan diakhiri dengan terbitnya matahari. Diantara keduanya terdapat fajar yang menyingsing, menyambut pagi dengan udara yang segar karena bekas tetesan embun. Sang mentari mengawali kehidupan, orang-orang terbangun dari lelapnya tidur dan langit berubah menjadi cerah.
Secara makna, ibarat fajar diartikan sebagai semangat dalam berusaha untuk menghapus kegagalan-kegagalan dimasa yang akan datang. Ibarat petang sebagai kegagalan, fajar ibarat usaha dan langit yang  cerah ibarat masa depan yang cerah. Ketiganya membawa kepada kehidupan yang baik dari sebelumnya, menghapus yang buruk dan mendatangkan yang indah.



Senja...
Secara nyata, senja menutup langit yang cerah dengan kegelapan. Menghapus perlahan langit yang cerah berganti dengan malam. Diiringi semilir angin yang dingin pertanda malam tiba, pertanda berakhirnya sore hari. Warnanya jingga cenderung gelap, indah dimata sejuk di hati.
Secara makna, dapat saja senja dimakanai sebagai ikhlas karena kecerahan langit dihapus dengan gelapnya malam.  Ibarat kata, kita harus mengikhlaskan semua yang terlihat indah dimata kita yang belum tentu indah dimata Sang Pencipta, boleh saja yang terlihat gelap indah untuk kita. Malam adalah waktu kita untuk istirahat, banyak orang yang menginginkan waktu malam untuk beristirahat, banyak orang yang menantikan waktu malam karena untuk segera bertemu keluarga setelah lelahnya bekerja dan banyak orang menantikan waktu malam untuk bermunajat kepada Sang Pencipta. Banyak makna untuk senja sebagai penghantar di malam hari, maknai malam untuk istirahat dengan kehidupan yang memberatkan dan maknai senja sebagai penghantar untuk ikhlas di setiap proses kehidupan.

Dalam memaknai fajar dan senja seperti peng-ibaratan diatas maka kita sebagai manusia tidak untuk selalu memilih fajar atau memilih senja dalam kehidupan. Seperti langit, kita butuh keduanya. Selayaknya kehidupan, kita juga butuh keduanya. Memilih diantaranya, bukan keputusan yang tepat tetapi memilih keduanya sesuai dengan keadaan adalah keputusan yang bijak. Adakalanya kita berusaha untuk memperbaiki masa depan, karena kata Ibrahim malik (santri alumni pondok modern Gontor yang mendapat beasiswa Australia Awards Scholarship) “usahamu di masa sekarang adalah akumulasi masa yang akan datang”. Beliau sering menekankan kata-kata motivasi itu, menyemangati generasi-generasi muda untuk terus berusaha dan bersakit-sakit dahulu agar di masa yang akan datang dapat memperoleh hasilnya. Rasional, karena hasil yang besar tidak akan datang dengan serta merta, tanpa usaha keras. Tetapi, disamping itu kita juga harus pintar membaca kondisi karena tidak selamanya kita berusaha dan berusaha, ada saatnya untuk beristirahat atau bahkan berhenti dan sampai pada menghadirkan rasa keikhlasan dalam hati untuk terus melanjutkan kehidupan. Kita punya batas dalam menjalani kehidupan, tidak selamanya berjalan sesuai dengan keinginan. Kita terbatas dan Sang pencipta yang tidak mempunyai batas lah yang mempunyai kehendak dalam kehidupan kita. Usah mencampuri urusan Nya, karena kita lemah dan tidak tau apa-apa tentang masa depan kita. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha dan ikhlas di waktu yang tepat.  

Rabu, 06 Maret 2019

Love the game



Jatuh..bangkit lagi…jatuh..bangkit lagi,  terus seperti itu sampai kita menikmati ritme nya dan mencintai permainannya. Rule nya ngga boleh sampai hilang rasa. Jika hilang rasa bisa menanggalkan kepedulian..

Semua jatuh itu penuh konsekuensi, termasuk yang disukai banyak orang yaitu jatuh cinta, tapi disini ngga lagi bahas jatuh cinta. Bahas jatuh yang sesungguhnya: menyerah, putus asa, hilang arah, sedih, sakit, pilu dan sejenisnya. Apasih yang membuat kita sampai jatuh… Lupa? Khilaf?  Kufur?
Lupa, khilaf dan kufur memang benar membuat kita jatuh dan tersungkur, parahnya ya sampai tidak sadar bahwa sedang lupa, khilaf dan kufur. Kesadaran disaat jatuh itu penting, kalau sampai hilang diri ini akan terbawa oleh keterpurukan semakin terpuruk dan akan menyapu semangat untuk bangkit, yang ada semangat untuk semakin terpuruk. Energi yang buruk akan menuntun tuannya untuk berbuat kebodohan atau keteledoran dalam hidup, apapun itu. Sungguh amitamit..

Yuk, berdoa agar kita diberikan “pepeling”/pengingat/alarm…jangan jauh-jauh sama Allah. Allah hanya mau kita sabar dan berdoa, di surah Al-Baqarah 153 juga sudah disebutkan “Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu”…kalau jatuh sabar dulu, sabar lagi sabar terus baru deketin diri dan hati nya dengan Allah: sholat, tilawah, datang ke majlis ilmu dan berkumpul dengan orang-orang sholih. Kumpul dengan orang-orang sholih ini supaya kita ngga gampang lupa sama Allah, karena kita lagi di posisi butuh Allah kalau sampai jauh bisa bahaya..gitu. seringkali ya kita kalau pas kena ujian dan curhat ke orang, pasti jawabannya yang pertama dan utama adalah SABAR, karena kita memang disuruh sabar dulu ikhlas dan menerima apa yang terjadi dan sadar kalau Allah sebaik-baik penolong, baru deh kita sholat dan tilawah mengusir kepenatan sekaligus mengusir masalah yang ada. Masalah yang terjadi kita serahkan yang punya kehidupan ini, masalah itu kecil dan kita punya Allah yang Maha Besar Maha segalanya..

Semangat menjalani kehidupan dengan penuh syukur, sabar dan ikhlas… Jika ada ujian mungkin memang kita yang salah dalam perbuatan atau jauh sama Allah. Semoga kita dapat melewatinya dan menjalani prosesnya untuk lebih bertaqwa ^^

Rabu, 13 Februari 2019

Indonesia Scholarship Festival 2019


Start. Struggle. Shine
Foto: Imroatus Sholikhah

Unair, 8 Februari 2019
Sebuah pameran pendidikan yang diadakan oleh Koperasi Cempaka LPDP dimana banyak lembaga beasiswa dan kampus-kampus LN/DN yang ikut berpartisipasi meramaikan acara ini, selain itu juga lembaga bahasa yang mengadakan workshop TOEFL, IELTS dan TOEIC secara gratis. Event ini diikuti oleh ribuan pelajar tingkat SMA, S1 bahkan S2 dalam rangka mencari informasi untuk beasiswa maupun kampus yang ingin dijadikan lanjutan studinya. Event ini diselenggarakan hanya di tiga kota besar yaitu: Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, tahun ini yang bertempat di balai sudirman untuk Jakarta, UMY untuk Yogyakarta dan Unair untuk Surabaya.

Lembaga beasiswa yang berpartisipasi yaitu: Mata Garuda DIY, Kemendikbud, New Zealand Scholarship, Australia Awards Scholarship, dll. Lembaga konsultasi pendidikan: ehef, nuffic nesso, aminef, Erasmus, dll. Universitas luar negeri: University of Malaya, University of Melbourne, Australian National University, Waseda University, University of Auckland, dll dan Universitas dalam negeri: UI, IPB, Trisakti, UMY, Unair,dll.  Pada program IELTS, TOEFL, TOEIC Workshop ini akan memperoleh short course dan simulasi yang dimentori langsung oleh lembaga bahasa yang kompeten dibidangnya, antara lain:

1. IDP Education - Co-owner of IELTS
2. International Test Center (ITC) - Country Master Distribution of ETS.
3. Indonesian International  Education Foundation (IIEF) - Indonesia Supervision of the TOEFL

Event besar ini baru diadakan perdana untuk tahun ini, peminatnya sudah ribuan siswa dan mahasiswa. Antusias dari pengunjung sangat terlihat jika diliat kuantitasnya dan kualitasnya, disegala part acara selalu diminati baik bazaar, workshop dan seminar.


Atmosfer yang dirasakan saat disana benar-benar beda, atmosfer para pemimpi dan pejuang masa depan. Antusias dalam menanyakan tentang mimpi-mimpi mereka dan langkah untuk menggapainya saat sesi empowerment talks, mencari informasi dengan berjubel diantara ratusan orang di booth-booth yang tersedia dan mengikuti workshop TOEFL TOEIC  IELTS untuk mengasah kemampuan dalam mencapai nilai yang dituju. Bersyukur dapat mengikuti event besar dan berada diantara pemimpi besar dan pejuang-pejuang di masa kini untuk masa depan.

Di ISF2019 terdapat rangkaian acara salah satunya start up and youth empowerment talks yang diisi oleh pemateri super kece dan kekinian banget. Motivasi yang searah dengan perkembangan zaman dan kondisi generasi milenial saat ini. Diantaranya yaitu Rahmat Dwi Putranto (CEO Legal Go) yang menyampaikan dengan tema “Outlier Milenial” yaitu menjadi milenial yang berbeda dan tentunya bermanfaat. Berbeda dalam kebiasaan dan berbeda dalam mencari peluang yang ada di jaman berkemajuan ini. “The can do, will do generation” bahwa generasi milenial harus dapat melakukan hal-hal yang dapat dijadikan bekal dalam menghadapi masa depan yang punya tantangan dan ancaman lebih besar, menjadikan kemampuannya untuk melahirkan suatu karya yang bermanfaat, selain itu dapat menakhlukan ketakutan-ketakutan generasi milenial seperti banyak ide tapi tanpa eksekusi dan kurang menghargai pencapaian diri sendiri.


Materi kedua yaitu The Future is Here yang disampaikan oleh Akhyari Hananto (Founder Good News From Indonesia) menyampaikan ancaman-ancaman generasi milenial dalam menghadapi dunia “nyata”, maksudnya ancaman yang dihadapi di masa yang akan datang atau di dunia kerja. Dunia kerja yang berhadapan dengan kemajuan teknologi akan banyak pekerjaan yang akan tergantikan dengan mesin karena efisiensi waktu dan biaya. Contohnya, pengacara kini sudah dapat tergantikan oleh mesin yang mungkin dimasa lalu sebuah ketidakmungkinan profesi tersebut digantikan oleh teknologi selain itu sebuah komputer (Deep Blue) juga dapat mengalahkan pecatur juara dunia. Dimasa yang akan datang pun tentu susul menyusul pekerjaan lain yang akan tergantikan oleh  teknologi. Lalu bagaimana kita di masa depan? *Jawabannya ada di tulisan part selanjutnya ya ^^

Setelah motivasi dibakar dengan energy positif lalu acara selanjutnya adalah Scholarship Seminar oleh mata garuda (LPDP) dan AAS (Australia Awards Schoolarship) memberikan tips dan trik, syarat dan fasilitas yang diberikan dua lembaga beasiswa tersebut. Alhamdulillah, informasi nya sangat lengkap dan ada beberapa informasi eksklusif yang tidak didapatkan di website. *tulisan selanjutnya insyaAllah akan bahas dua lembaga beasiswa ini

Rangkaian acara ISF2019 yang luar biasa, acara ini bukan hanya untuk mereka yang mencari informasi beasiswa dan kampus luar negeri saja tapi lebih dari itu. Event ini untuk siapa saja yang baru mulai untuk mengawali mimpinya, mempertanyakan mimpinya, menentukan tujuan mimpinya, menentukan kendaraan untuk impiannya atau bahkan baru merancang impiannya. InsyaAllah event ini dapat menjawab kegelisahan para pemimpi dan pejuang masa depan cerah. Untuk dapat mengikuti event-event seperti ini follow aja akun-akun yang berkaitan dengan event yang kalian pengenin dan perluas relasi untuk mendapatkan informasinya. Semoga next time bisa ikut event-event yang bermanfaat…


Sabtu, 26 Januari 2019

Dibalik pengen ikutan #JabarFutureLeaders


Kemarin sempet denger kabar kalau Jabar lagi membuka pendaftaran #JabarFutureLeaders rasanya pengen daftar, Kenapa? Karena pengen banget dekat dengan orang-orang hebat. Masih banyak yang menilai kalau mengabdi atau kalau bahasa kasarnya disuruh-suruh orang itu hal yang sedikit hina atau bisa dibilang hina. Di sini masih banyak yang menilai begitu, padahal dari situ kita dapat belajar mulai dari hal yang sepele sampai yang besar dan mulai dari kebiasaan sampai kepentingan. Mungkin mayoritas dari kita kurang tau kalau banyak yang dapat diambil manfaatnya, jika dapat melihat atau menilai sesuatu yang dianggap banyak orang sepele. Suatu saat nanti hal sepele atau hal remeh itu akan menjadi besar nan hebat asalkan yang dilakukan bermanfaat dan tidak merugikan orang lain. Banyak orang yang tidak menyadari pentingnya berkumpul dengan orang-orang hebat, meskipun kita menjadi orang yang masih rendah jabatannya. Kesuksesan itu tidak memandang kasta, kesuksesan itu milik semua orang. Kita dapat berpindah-pindah sesuai posisi yang kita inginkan asalkan mau berusaha dan mau untuk berproses. Hukum kesuksesan itu berbanding lurus, jika kita menginginkan posisi yang tinggi maka usahanya juga harus besar. Kita tidak pernah tau masa depan kita seperti apa, yang terpenting kita usahakan adalah berbuat baik dan mau belajar kapanpun, dimanapun dan dengan siapapun tidak peduli posisi kita sebagai apa. Dulu pernah ketika aku di perintahkan seorang dosen unutk mengikuti workshop kepenulisan buku untuk Perguruan Tinggi se-Jawa Timur di Surabaya. Peserta yang hadir dalam acara workshop tersebut adalah dosen-dosen hebat yang sudah menerbitkan buku untuk keperluan perkuliahan. Saat aku duduk di workshop tersebut dan menjadi peserta, rasanya rendah banget karena hanya aku yang menjadi peserta berstatus mahasiswa. Peserta workshop yang duduk disebelahku kanan dan kiri menyapaku dengan hangat, “mbak dari Universitas mana?” dengan pandangan penuh tanya “Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bu”, “mbaknya dosen apa?” “Maaf bu, saya mahasiswa. Disini saya datang untuk mewakili Univ dan diundang untuk partisipasi bazaar buku” “Oh mahasiswa, la dosennya yang ditugaskan dimana mbak?”, “ Beliau lagi sibuk bu, ada urusan lain”, “Harusnya dosennya mba yang hadir, soalnya inikan workshop kepenulisan untuk dosen” dan aku pun terdiam dan tersenyum. Awkward moment banget saat ditanya seperti itu jadi tambah rendah banget diri ini wkwk, tapi banyak yang aku ambil dari workshop kepenulisan buku perkuliahan saat itu.  Selain bangga bisa berkumpul dengan dosen-dosen hebat, aku juga dapat pengetahuan tentang menulis buku PT yang dari segi sampul dan ukuran ada aturannya, formatnya dan isi yang ada di buku yang akan diterbitkan. O iya perjuangan untuk hadir di workshop itu juga penuh drama karena setelah acara itu pundak ku cidera karena angkat kardus yang isinya full buku dan besi sandaran buku yang berat dengan posisi dipaksakan ngangkat karena sambil lari ngejar bis di terminal, sungguh penuh drama haha. Tapi serunya ada pengalaman Ponorogo-Surabaya cuma sehari dengan acara di Surabaya setengah hari yang sangat produktif, karena saat itu setelah mengikuti workshop juga harus ngurus stand bazaar yang dibantu satu temen untuk jaga stand. Over all hari itu berkesan banget dan banyak pengalamannya, mungkin kalau aku nggak rajin-rajin datang ke ruangan dosen buat diskusi ngga bakalan dapet kesempatan yang berkesan dan berharga seperti itu. Jadi gitu sedikit pengalaman berkesan karena dekat dengan orang-orang hebat. Tipsnya adalah sering-sering berkumpul dengan orang-orang hebat untuk dapat pengalaman yang seru, menarik dan berharga. Ngga peduli disuruh suruh apa aja yang penting niatnya paling kecil adalah harus punya niat untuk jadi seperti dia atau lebih dari dia, terlebih niatnya bisa belajar dari segala sisi agar mendapatkan kiat-kiat sukses sembari berproses. Dulu sih belum sadar aja waktu disuruh-suruh gitu bisa datangin manfaat yang banyak buat aku, malahan ada temen yang bilang “buat apa kamu mau aja disuruh ini itu sama pak dosen” sempet mikirin pernyataannya tapi setelah ngelakuin hal-hal yang menurutku bermanfaat aku tetep mau disuruh ini dan itu meskipun juga ada yang berat banget dan bukan aku banget buat lakuin hal itu, tapi ya aku egois banget kalau pilih-pilih buat apa aja yang aku kerjain. Menurutku, lakukan apa aja selama itu bermanfaat dan baik untuk diri sendiri. Ingat! berpikirnya jangan cetek dan harus berpikir panjang suatu saat akan bermanfaat di kehidupan, keluarlah dari zona nyamanmu.

Seperti itu pendapatku kenapa pengen banget jadi ajudannya Gubernur Jabar hehe, karena  emang pengen tau mulai dari hal kecil sampai hal penting, mulai dari kebiasaan, ketertiban, prinsip, budaya, pekerjaan, aturan, pakem dan manajemen waktu dan mungkin masih banyak lagi yang dapat kita duplikat ketika kita deket dengan orang hebat. Semoga bisa diberi kesempatan untuk selalu dekat dengan orang-orang hebat saat berproses dan akan menuai hasil dengan menjadi orang hebat sesungguhnya. Dengan begitu, kelak kita juga berkesempatan besar untuk menjadi orang hebat yang tau diri atau yang peduli dengan yang dibawahnya karena pernah merasakan di berbagai posisi. Jika sudah tinggi, tetaplah menjaga hati untuk terus membumi. Salam Sukses…

Selasa, 01 Januari 2019

Balutan Luka


Lelah rasanya membohongi diri sendiri bahwa hati ini baik-baik saja, tidak ada kesedihan dan selalu bahagia. Bersikeras untuk membujuk diri bahwa semuanya baik-baik saja, Its not easy. Aku memaksa, aku berusaha sekeras mungkin agar kesedihan yang sekian lama terpendam itu hilang. Tetapi, entah mengapa luka yang semakin aku balut tak kunjung sembuh. Ia semakin berdarah dan bernanah, yang kurasakan perih dan ngilu jika luka itu kambuh. Ini salahku, salahku karena membalutnya terlalu kencang dengan alasan agar luka itu tidak terlihat oleh orang lain. Sampai terkadang aku sibuk menutupi luka ku seperti orang gila, aku tidak sadar bahwa aku terluka. Bodohnya, lukaku kusembunyikan tanpa ku hindarkan dari hal-hal yang membuat luka itu semakin kian dalam. Luka itu bagai kutawarkan pada garam yang membuatnya semakin pedih dan perih, sakitnya tak terkira. Itu kulakukan demi orang yang aku sayangi di dunia ini setelah Allah dan Rasulullah..
Tak mengapa jika harus bertalut pada luka, tetapi terkadang aku berpikir keras sampai kapan mendzolimi diri sendiri, sampai kapan aku akan terus membohongi diri sendiri, sampai kapan aku menyibukan diri sampai aku lupa dengan diri ku sendiri, dan sampai kapan aku fokus untuk menyembuhkan luka ini? Aku bagai petualang kehilangan kompasnya, tak tau arah. Ya, tak tau arah jalan pulang untuk menyembuhkan luka, bingung antara menahan ego demi kebahagiaan seseorang atau mencari cara untuk menyembuhkan luka sementara aku belum menemukan kompas untuk menunjukan arahku pulang dan menyembuhkan luka itu. Kini, yang bisa kulakukan adalah menahan ego sembari mencari kompasku. Doakan aku agar menemukan kompas yang selama ini aku cari. 18 tahun lamanya aku mencari, aku berusaha dengan berbagai cara, aku manusia biasa yang sangat biasa dengan segala keluh kesah karena lelah. Mungkin ini cara Allah agar aku selalu merengek untuk memintanya lebih sering, semakin lama semakin aku di isyaratkan untuk terus mendekat kepada Nya. Inilah cara terindah agar aku selalu mengingat Nya. Semoga aku menemukan nya dan menyembuhkan luka ku sebelum aku benar-benar pulang diluar kendaliku….